My Beautiful Servant (Part 3)

Title: My Beautiful Servant (Part 3)

Author: Kim Hyera

Rating: General

Main Cast:

  • Choi Siwon
  • Im Yoona
  • Cho Kyuhyun

Support Cast: Jung Family, Choi Family

Genre: Romance, Family

Lenght: Chapter

***

SEBELUM DI BACA… AYO READER’S, DI LIKE DULU FF-NYA ^^ GAMSAHAMNIDA ^^

Previous Part: Treaser, Part 1, Part 2

***

Yoona melangkahkan kakinya pelan menuju pintu masuk rumah keluarga Jung. Gadis itu baru saja pulang sehabis pergi bersama Kyuhyun. Rumah keluarga Jung tampak lengang sore itu. Pintu masuk pun terkunci, berarti tak ada satupun orang di dalam rumah.  Yoona mengeluarkan kunci cadangannya. Ia mulai memutar kunci itu dan membuka pintu.

Yoona menutup pintu kembali dan memakai sandal rumahnya. Ia tak langsung masuk ke dalam kamar, melainkan melangkah menuju dapur dan mengeluarkan sebotol air dari dalam lemari pendingin. Ia minum air dingin itu dengan cepat. Yoona merasa kesepian saat ini. Meskipun biasanya ia jarang sekali bergabung untuk berkumpul bersama keluarga Jung, namun setidaknya masih ada suara-suara yang terdengar. Tidak seperti saat ini, hanya detak jam dinding yang memecah hening.

Akhirnya setelah sekian menit berdiri mematung di dalam dapur, Yoona memutuskan untuk naik ke kamarnya. Ia ingin tidur saja daripada semakin kesepian. Ia tak mempunyai keberanian untuk menonton televisi guna membunuh waktu.

*

Yoona mengeringkan rambut panjangnya dengan sebuah handuk. Ia memutuskan untuk tidak tidur dan lebih memilih membersihkan diri. Yoona berjalan menuju jendela kamarnya dan duduk di bingkainya. Ia memandangi langit sore saat ini. Langit musim semi yang selalu menjadi favoritnya.

Angin sore menerpa wajahnya perlahan, membuat kulitnya meremang karena sejuk. Ia masih terdiam sembari memandang langit yang menjingga indah. Ia merasakan hal aneh di dalam dirinya. Sebuah perasaan gusar yang tiba-tiba menyergapnya. Yoona menepis semua hal-hal aneh yang ia pikirkan saat ini. Mungkin ini hanya sebuah efek akibat kelelahan setelah menghabiskan waktu sore bersama Kyuhyun tadi.

Tak lama sebuah mobil memasuki gerbang. Yoona tahu bahwa itu mobil Jessica. Ia segera beranjak dari jendela kamarnya dan menuruni tangga dengan cepat. Entahlah, akhir-akhir ini ia selalu ingin menyambut kedatangan Jessica. Ia ingin berubah, tak acuh lagi pada keluarga yang membesarkannya.

“Selamat datang, Eonni,” sapa Yoona pada Jessica. Gadis yang lebih tua darinya itu menyunggingkan senyuman manis dan berjalan masuk bersamanya.

“Krystal belum pulang?” tanya Jessica. Yoona menggeleng pelan. “Mungkin Krystal sedang belajar bersama teman-temannya. Kau sudah makan?” lanjut Jessica.

“Sudah Eonni. Apa Eonni lelah? Aku akan siapkan air hangat untuk berendam,” tawar Yoona membuat Jessica mengelus puncak kepalanya sayang.

“Kau banyak berubah Yoona-ah. Aku terima tawaranmu, aku memang sedikit lelah,” eluh Jessica sembari meregangkan otot-ototnya. Yoona segera berlari kecil menuju kamar mandi. Ia menyalakan air hangat untuk Jessica.

Setelah selesai mandi, Jessica mengajak Yoona makan bersamanya. Mereka duduk di ruang makan dan menikmati Japchae yang Jessica beli saat pulang kantor tadi, namun Yoona tak menyentuh makanan yang terbuat dari bihun itu. Ia melamun, membuat Jessica heran. “Kau baik-baik saja?”

“Ah, aku baik-baik saja, Eonni. Japchae-nya enak,” ucap Yoona kemudian menyumpit Japchae di piringnya. Jessica mengendikkan bahunya sejenak sebelum melanjutkan makannya.

Perasaan Yoona masih saja gusar. Ia tak tahu ini pertanda apa. Sedari tadi ia mencoba berpikir positif. Semoga semuanya baik-baik saja, batinnya dalam hati.

***

Siwon baru saja menjemput Stefanny dari rumah orang tuanya. Sore ini ia dapat pulang lebih awal. Kesempatan seperti ini ia gunakan untuk berbelanja keperluan dapur. Siwon melajukan mobilnya menuju sebuah dapartement besar di pusat kota. Ia berceloteh riang bersama Stefanny di sepanjang perjalanan.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Siwon menggendong Stefanny di depan dadanya dengan sebuah gendongan bayi. Ia tak memperdulikan tatapan aneh dari pengunjung, dimana ia masih memakai kemeja kantor dan menggendong seorang bayi.

Pertama-tama, Siwon menuju deretan susu formula. Ia membeli beberapa kotak susu untuk Stefanny. Kemudian ia berjalan menuju deretan perlengkapan dapur seperti teh, kopi, gula, garam dan lain-lainnya. Siwon memasukkan semua bahan-bahan dapur tersebut ke dalam kereta belanjaannya.

Stefanny yang berada di gendongannya sibuk menggigiti sebuah roti bayi di genggamannya. Putri kecilnya itu tampak tenang menikmati makanannya. Siwon mengecup puncak kepala Stefanny dengan penuh cinta sebelum melangkah ke arah deretan makanan ringan. Ia memasukkan beberapa cemilan dan juga minuman ringan. Tak terlalu banyak, karena ia lebih suka makanan sehat. Setelah itu, ia memasukkan sekarung beras dan berjalan menuju kasir.

Selesai membayar, Siwon masih mendorong kereta belanjanya ke sebuah restoran yang ada di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Restoran Italia itu menyediakan makanan kesukaannya. Ia memesan seporsi Fettucine dan segelas jus jeruk.

Stefanny mulai gelisah di dalam gendongannya. Akhirnya, ia mengeluarkan Stefanny dari gendongan dan memangkunya di paha. “Panas  ya, sayang?” tanya Siwon melihat wajah Stefanny yang memerah.

Pria tampan itu menyeka keringat yang membasahi rambut Stefanny, “Aigoo, anak Appa kepanasan. Appa makan dulu, okey? Sehabis itu, kita beli baju baru,” celoteh Siwon di sambut senyuman manis dari Stefanny.

Siwon menyantap pesanannya di temani oleh Stefanny yang menggumam ceria. Sesekali Stefanny menarik kemeja Siwon, minta di perhatikan oleh Ayahnya. Pengunjung yang melihat mereka memasang tampang beragam. Ada yang memandang aneh, bagaimana tidak seorang Direktur berbelanja keperluan dapur dengan membawa anak. Dan ada yang memandangnya kagum.

Appa sudah selesai makan. Ayo cantik, kita belanja lagi,” ucap Siwon kembali menggendong Stefanny.

Ia mendorong kereta belanjanya ke dalam sebuah toko baju bayi. Siwon berjalan menuju deretan baju anak perempuan. Bulan ini adalah Summer Style. Siwon melihat baju-baju seukuran Stefanny dengan warna cerah dan model lucu.

“Fanny mau baju yang bagaimana? Appa bingung.” Siwon terkekeh melihat Stefanny yang memandangnya dengan kedua mata bulatnya, turunan dari Tiffany.

“Ada yang bisa saya bantu?” Seorang pelayan mengagetkan Siwon.

“Tolong pilihkan baju untuk putriku. Aku sedikit bingung memilih modelnya,” ujar Siwon di sambut senyuman hangat dari pelayan itu.

Akhirnya Siwon membeli beberapa model baju untuk Stefanny dengan bantuan pelayan tersebut. Selesai membayar, Siwon segera memasuki lift untuk sampai ke tempat parkir mobilnya. Senja telah tiba, Siwon mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang membelah kota Seoul. Kedua sudut bibirnya tertarik saat melihat Stefanny yang telah terlelap di kursi bayinya. Siwon mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut halus Stefanny.

Ia mendesah pelan, mulai merasa penat dengan hari ini. Ia sudah terbiasa berbelanja kebutuhan dapur sendiri semenjak Tiffany pergi. Tak jarang Sooyoung membantunya juga, namun Siwon tak pernah mau merepotkan orang lain. Ia lebih senang pergi berdua bersama putrinya. Sedikitpun ia tak merasa repot membawa Stefanny berbelanja.

***

“Haaahh, sebenarnya aku ini kenapa?” gerutu Yoona menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Ia mengacak rambutnya geram. Ia tak mengerti dengan perasaan gundah yang mendatanginya sejak tadi sore. Ia merasa ada yang tidak beres. Tapi apa? tanyanya dalam hati.

“Berfikir positif. Ini hanya perasaanku saja. Mana mungkin ada yang tidak beres,” ucapnya yakin.

Bunyi ponselnya membuatnya terperanjat kaget. Yoona segera merangkak ke arah nakas dekat tempat tidurnya dan mengangkat sebuah panggilan yang masuk tanpa melihat nama yang tertera di layar.

Yoboseo.” Sedikit panik Yoona menjawab panggilan tersebut.

Gwenchana?” tanya suara berat di seberang.

“Ah! Kyuhyun Oppa! Ada apa Oppa? Aku baik-baik saja,” jawab Yoona di iringi oleh senyum lega.

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin menelponmu. Apa kau sedang sibuk?” tanya Kyuhyun lagi.

Aniyo, aku sedang santai, Oppa. Sedari tadi hanya berguling-guling di kasur saja.” Yoona terkekeh setelah menyelesaikan kalimatnya.

Jeongmal? Hati-hati jatuh. Oh  ya, besok aku ingin menjemputmu pergi bekerja. Apa kau keberatan?”

“Apa tidak merepotkan? Aku bisa naik bis.”

Andwe! Ah…maksudku, tidak apa-apa. Aku tidak merasa repot menjemputmu, Yoong. Mau, ya?” Kyuhyun berbicara dengan nada memohon. Yoona masih menimbang-nimbang sebelum bersuara.

“Baiklah, aku terima tawaranmu,” jawab Yoona membuat Kyuhyun bersorak tanpa suara di seberang.

Setelah itu mereka sama-sama terdiam. Kyuhyun masih bersorak gembira sedangkan Yoona terdiam karena rasa gundahnya.  “Mmm…Oppa…” panggil Yoona terputus oleh Kyuhyun yang menyahut di seberang.

Ne? Waeyo, Yoong?”

“Perasaanku tidak enak, Oppa. Seperti ada hal tidak beres yang akan terjadi. Apa kau juga merasakannya?” tanya Yoona membuat Kyuhyun tertegun.

Aniyo. Kau terlalu banyak pikiran, Yoong. Istirahatlah yang cukup, sekarang sudah mulai larut.”

“Baiklah, Oppa,” ujar Yoona singkat dan mulai menarik selimutnya.

“Selamat tidur. Aku akan menjemputmu besok.” Kyuhyun mematikan sambungannya terlebih dahulu. Sedang Yoona mulai memejamkan matanya.

“Mungkin benar kata Kyuhyun Oppa, aku terlalu banyak pikiran,” gumam Yoona sebelum terlelap.

***

Siwon terus mengayunkan tubuh Stefanny di dalam gendongannya. Tangisan malaikat kecilnya itu menggema di seluruh sudut apartement. Siwon memberikan sebotol susu untuk Stefanny, namun putrinya itu menangis semakin kencang. Padahal, malam ini Siwon ingin beristirahat karena besok harus melanjutkan meeting bersama visitor baru dari Eropa. Tak biasanya Stefanny menangis sekencang ini.

“Sayang, mengapa kau menangis seperti ini? Appa bingung,” ujar Siwon menatap Stefanny dengan pandangan sedih.

Ia menaruh Stefanny di atas ranjang kamarnya, kemudian memeriksa popoknya. Putrinya tidak mengompol ataupun buang air besar. Lalu apa?

Siwon kembali menggendong Stefanny dan menyanyikan sebuah lagu sebagai penghantar tidur. Namun tetap saja, anaknya itu menangis dan terus menangis. “Fanny-ah, jangan membuat Appa sedih. Jangan menangis lagi, ya. Sayang, jangan menangis lagi,” bujuk Siwon masih menggoyangkan Stefanny dalam dekapannya.

Ia mulai putus asa. Saat ini sudah tengah malam, waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat dan juga waktu yang seharusnya di pakai Stefanny untuk terlelap. Siwon kembali ke dalam kamarnya. Ia meraih ponsel yang ada di atas meja dekat jendela.

Masih dengan menggendong Stefanny yang menangis semakin keras, Siwon memencet sebuah nomor dengan tergopoh-gopoh. “Eomma, bisakah ke apartementku sekarang? Fanny rewel sejak tadi dan aku bingung harus melakukan apa,” ucap Siwon dalam panggilannya. “Ne, aku akan menunggumu.” Ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja ketika selesai berbicara.

Siwon menepuk-nepuk tubuh Stefanny pelan dan membaringkannya di atas ranjang. Ajaib, tangis Stefanny berhenti dan buah hatinya itu tertidur. Siwon tersenyum lebar dan menghembuskan nafas lega.

Ia menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya dengan punggung tangan dan bangkit dengan perlahan dari samping Stefanny. Baru saja ia akan berjalan mengambil ponselnya, tangisan Stefanny kembali membuatnya terkejut. Stefanny menjerit keras dan terbangun dari tidurnya.

Omo! Mengapa terbangun lagi!” gerutu Siwon dalam hati. Setarik nafas, Stefanny telah berada di gendongannya lagi.

Aigoo, anak Appa yang cantik jangan menangis lagi, ya,” ucap Siwon mencoba menghentikan tangisan buah hatinya. Biasanya, Stefanny yang menangis akan langsung terdiam saat mendengar suaranya. Namun untuk kali ini, ralat semuanya. Stefanny tetap saja menangis keras.

Siwon berjalan menuju ruang televisi. Mungkin Stefanny merasa pengap berada di dalam kamar, terkanya dalam hati. Ia masih menyanyikan sebuah lagu penghatar tidur untuk Stefanny yang menangis sampai bel apartementnya berbunyi.

Siwon melangkah cepat ke arah pintu masuk. Ia membuka pintu dengan lebar menggunakan sebelah tangan. Sosok Ibunya dan Sooyoung berdiri di depan pintu dengan wajah cemas.

Nyonya Choi segera mengambil Stefanny yang masih menangis dari dalam gendongan Siwon. Wanita itu berjalan masuk dan meninggalkan Siwon yang masih berada di depan pintu bersama Sooyoung. Siwon mengusap wajahnya lelah sebelum menutup pintu apartementnya.

“Sebenarnya Fanny kenapa, Oppa?” tanya Sooyoung yang berajalan bersama Siwon ke arah dapur.

Mollayo, tiba-tiba saja dia menangis saat aku ingin menidurkannya,” jawab Siwon lirih.

Sooyoung menuangkan segelas air untuk kakaknya itu. Siwon menenguk air dingin itu dengan cepat dan menatap Ibunya yang masih menenangkan Stefanny.

“Mengapa tak menelpon kami sejak tadi? Eomma sangat khawatir,” ucap Sooyoung yang sedang membuka lemari persediaan makanan ringan di dapur minimalis itu.

Siwon tak menjawab ucapan Sooyoung, ia terus memperhatikan Ibunya. Stefanny telah berhenti menangis dan kini tertidur di dalam gendongan neneknya. Siwon tersenyum tipis melihat pemandangan itu. Kini ia tahu, Stefanny merindukan tangan seorang Ibu. Siwon miris mengetahui hal ini. Stefanny haus kasih sayang seorang Ibu.

Siwon ingin menuangkan kembali air ke dalam gelasnya, namun tangannya terhenti saat melihat Sooyoung yang bersemangat memakan sebungkus makanan ringan. “Ya! Siapa yang mengizinkanmu memakan makanan itu?!” ucap Siwon mendapat cengiran dari adik perempuannya.

“Aku minta sedikit saja. Ini aku kembalikan,” jawab Sooyoung kemudian mengulurkan makanan ringan itu ke arah Siwon.

Pria itu mendengus melihat tingkah Sooyoung yang tak pernah berubah. “Habiskan saja, aku tahu kau tak akan pernah kenyang,” tukas Siwon kemudian menuangkan air ke dalam gelasnya. Sedangkan Sooyoung tersenyum senang dan kembali melanjutkan makannya.

*

Nyonya Choi berjalan menuju Siwon. Wanita berwajah lembut itu memandang Siwon dengan tatapan sendu. Ia mengisyaratkan Siwon untuk mengikuti langkahnya. Siwon menurut dan berjalan keluar dari dapur.

Keduanya duduk di atas sofa ruang keluarga. Siwon masih terdiam. Tak mau mencoba membunuh hening saat ini. Sedang Nyonya Choi menghembuskan nafasnya berkali-kali sebelum benar-benar siap mengeluarkan suaranya.

“Siwon-ah.” Hening itu terbunuh oleh suara Nyonya Choi. Wanita itu menatap Siwon yang menundukkan kepalanya. “Kau tahu, Eomma sangat mengkhawatirkanmu dan juga Fanny?” tanya Nyonya Choi lembut.

Ne, Eomma,” jawab Siwon singkat. Ia masih belum menatap Ibunya.

“Apa kau tahu mengapa Fanny menangis seperti tadi? Bukan hanya tadi, tapi Fanny sering sekali menangis saat bersama Eomma.” Nyonya Choi menepuk pelan punggung tangan Siwon dan tersenyum. “Eomma rasa, mencarikan seorang Ibu untuk Fanny tidak ada salahnya.”

Bagaikan di timpa beban yang begitu berat, Siwon merasa dadanya sangat sakit. Baru kali ini Ibunya mempermasalahkan rumah tangganya. Siwon mengerti jalan pikir Ibunya saat ini.

“Tiffany telah pergi sejak 8 bulan yang lalu. Fanny butuh seorang Ibu dan kau juga butuh seorang istri, sayang,” lanjut Nyonya Choi menggenggam tangan Siwon.

“Aku belum siap, Eomma,” jawab Siwon lirih.

Eomma, tahu. Carilah calon dulu, Eomma tak memaksamu.” Nyonya Choi tak menuntut anaknya untuk segera naik pelaminan. Ia tahu, berat bagi Siwon melupakan Tiffany yang masuk dalam menantu idamannya saat itu. Sangat sulit untuk menggeser Tiffany di dalam hati anak sulungnya.

“Sooyoung akan menginap disini. Beberapa hari kedepan ia libur kuliah. Jika Fanny menangis lagi, cepat hubungi Eomma,” ucap Nyonya Choi kemudian bangkit dari duduknya.

Siwon mengikuti langkah Ibunya yang berjalan menuju dapur. Ibunya itu menghampiri Sooyoung yang sekarang tengah memasak Ramyeon. Siwon menggelengkan kepalanya heran, adiknya itu memiliki kebiasaan makan saat tengah malam seperti ini.

“Youngie-ah, kau menemani kakakmu ‘kan? Jaga Fanny dan jangan merepotkan kakakmu,” ucap Nyonya Choi.

“Siap Eomma!” balas Sooyoung mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis.

Nyonya Choi mengelus rambut panjang Sooyoung dengan lembut kemudian beralih kepada Siwon, “Eomma pulang dulu.”

Eomma pulang bersama siapa? Biar aku yang mengantar,” tawar Siwon membuat Nyonya Choi menggeleng lemah.

Eomma pulang bersama supir. Oh, ya, susu Fanny habis. Jangan lupa membuatkan sebotol lagi kalau ia terbangun. Selamat beristirahat.” Nyonya Choi berjalan menuju pintu di ikuti oleh Siwon di sampingnya. Anak sulungnya itu membuka pintu dan membungkuk hormat sebelum Ibunya melangkah pergi.

“Youngie-ah, aku pergi tidur dulu. Kau jangan makan terus, cepat istirahat.” Siwon berkata kepada Sooyoung setelah ia selesai membuat sebotol susu untuk Fanny sesuai dengan pesan Ibunya. Adik perempuannya itu tengah memakan semangkuk Ramyeon sembari memainkan tablet PC-nya di atas meja makan.

Arraseo, Oppa tidur saja sana. Sebentar lagi aku tidur juga, tapi setelah menghabiskan Ramyeon  ku dulu,” jawab Sooyoung tanpa menatap Siwon yang berdiri dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

“Kau ini tak pernah berubah. Aku tidur dulu,” ucap Siwon kemudian membalikkan badannya siap meninggalkan dapur.

“Ah, Oppa! Aku tidur bersama Fanny ‘kan?” tanya Sooyoung membuat Siwon kembali berbalik kearahnya.

Aniya, Fanny tidur bersamaku. Kau tidur di kamar tamu,” ucap Siwon dan berlalu meninggalkan adiknya.

“Huh! Dasar pelit. Tugasku ‘kan menjaga anaknya, tapi selalu saja Oppa melarangku tidur bersama Fanny,” gerutu Sooyoung sembari memakan Ramyeon-nya yang tinggal setengah mangkuk. Jari-jari rampingnya menekan layar tablet PC-nya dengan kasar, tanda ia tengah kesal.

***

Pagi yang cerah itu tak membuat raut  gusar lenyap dari wajah cantik Yoona. Gadis itu merasa akan terjadi sesuatu yang membuat dirinya menjadi gelisah. Entahlah, atau hanya perasaannya saja?

Yoona menghabiskan sarapan paginya dengan sangat lamban. Ia tak menghiraukan tatapan heran dari seluruh keluarga Jung.  “Eonni, gwenchanayo?” Si bungsu dari keluarga Jung mengguncang pundak Yoona. Membuat lamunan panjang gadis itu buyar dan gelagapan menatap Krystal.

“Ah…Ne. Aku baik-baik saja,” jawab Yoona berusaha tersenyum.

Jinjayo? Kau tampak tak baik-baik saja, Yoona-ah,” ujar Nyonya Jung di seberang meja.

“Aku baik-baik saja, Eomma,” ucap Yoona tak sadar telah memanggil orangtua angkatnya itu dengan panggilan ‘Eomma’. Nyonya Jung tersenyum lembut kemudian menyantap sarapannya kembali. Di dalam hati wanita itu membuncah rasa gembira, Yoona banyak berubah akhir-akhir ini.

“Aku pergi dulu. Temanku sudah menunggu di depan,” pamit Yoona sembari mendorong kursinya perlahan.

“Hati-hati di jalan,” pesan Tuan Jung dan istrinya bersamaan. Yoona mengangguk paham dan membungkukkan badannya hormat sebelum mengambil tas kerjanya dan melangkah pergi.

“Yoona banyak berubah akhir-akhir ini. Aku sangat senang melihatnya.” Nyonya Jung berkata dengan senyuman terbaiknya.

“Iya, Eomma. Aku juga merasa seperti itu,” balas Jessica. Sedangkan Krystal dan Tuan Jung hanya mengangguk setuju.

*

Kyuhyun menyerahkan helm kepada Yoona. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Hatinya bertanya-tanya, Yoona tak banyak bicara pagi ini. Hanya menyapanya singkat dan duduk di goncengan belakang.

“Yoong, kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun membuat Yoona mengangkat kepalanya dari punggung Kyuhyun.

Ne, Oppa. Aku baik-baik saja,” jawab Yoona sekenanya. Ia kembali menyandarkan kepalanya di punggung hangat Kyuhyun, ini adalah kebiasaannya.

Kyuhyun menambah kecepatan motornya menuju restoran. Ia tak mau berlama-lama membuat Yoona murung. Mungkin dengan bertemu Yuri, mood buruk Yoona dapat berubah dengan cepat.

Tak sampai lima belas menit, kendaraan pribadinya itu telah berhenti dan terparkir rapi di depan restoran. Yoona tersadar dari lamunannya dan turun dari motor Kyuhyun. Ia melepas helm di kepalanya dan menyerahkan kepada Kyuhyun yang terus memperhatikannya sejak tadi.

Yoona berjalan gontai membuka pintu kaca tersebut dan menyapu sekeliling restoran. Dahinya menyernyit heran ketika melihat Yuri dan sembilan pekerja lainnya berkumpul di sebuah meja persegi yang berada di tengah restoran. Yoona berjalan menuju meja tersebut, membuat Tuan Han— pemilik restoran itu menghembuskan nafas berat.

“Ada apa ini?” tanya Yoona heran. Semua mata tertuju ke arahnya dan juga Kyuhyun yang berdiri di belakangnya entah sejak kapan.

“Kalian berdua duduklah dulu. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan,” ujar Tuan Han membuat dua karyawannya menurut.

Yoona duduk di samping Yuri yang sedari tadi berwajah murung. Firasatnya berubah menjadi sangat buruk. Rasa gundahnya semakin menjadi ketika tangan dingin Yuri menyentuh kulit tangannya. Yoona memandang lurus kepada atasannya yang tampak sangat kacau.

“Maafkan aku…” lirih Tuan Han membuat semua karyawannya bungkam. Yoona tak bergeming, ia menatap mata lelah itu semakin lekat.

“Dengan sangat berat hati aku harus menutup tempat ini. Maafkan aku jika mengejutkan kalian dengan kabar buruk ini,” lanjutnya membuat semuanya tersentak kaget.

Tangan dingin Yuri semakin erat meremas pergelangan tangannya. Jantung Yoona serasa berhenti berdetak. Ia merasa telinganya rusak karena menangkap kalimat yang tak ingin ia dengar seumur hidupnya. Di pecat!

Bukan hanya Yoona yang merasakan beku sesaat. Karyawan yang lainnya menatap Tuan Han dengan pandangan tak percaya. Mata mereka semua membulat sempurna dengan nafas tertahan di dada.

“Ini gaji terakhir kalian. Sisa pendapatan bulan ini, aku harap cukup.” Pria berkacamata itu menyodorkan dua belas amplop berwarna putih ke atas meja. Hasil jerih payah mereka yang terakhir. Tak ada lagi wajah bahagia seperti biasanya saat menerima amplop putih itu. Gaji bulanan mereka yang selalu di tunggu-tunggu.

Pandangan Yoona memudar. Dadanya seperti di remas dengan kuat. Perasaan sakit dan kecewa tercampur menjadi satu, tak mampu membendung emosinya lagi saat ini. Sedangkan Yuri telah terisak sejak tadi.

“Tapi Han Ahjussi, bagaimana nasib pekerjaan kami? Di mana lagi kami harus mencari nafkah?” Suara protes dari Kyuhyun tak mampu mengusir hening yang menggigit saat ini.

Tak di sangka, atasan mereka yang dulu selalu tersenyum ramah. Bekerja dengan keras siang dan malam. Selalu tegas dalam mengembangkan restoran kecil ini dan memberi semangat bagi semua pekerjanya, menangis dan terisak keras. Pria itu menundukkan kepalanya dan bahunya bergetar hebat.

“Maafkan aku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Restoran ini bangkrut,” ujarnya dengan derai air mata.

Kini tangisan itu pecah sudah. Semua pekerja keras itu menangis dan seperti kehilangan pegangan. Mereka mengepalkan tangannya kuat. Setelah ini apa yang bisa mereka buat?

Yoona memeluk Yuri dengan erat. Membiarkan sosok yang ia sayangi itu menangis dalam dekapannya. Kini Yoona tahu jawaban atas perasaan gundahnya semalam. Ia kehilangan pekerjaannya. Sebuah pekerjaan yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh selama tiga tahun, kini terasa sia-sia.

***

Bangunan kecil itu kini terasa mati di depan mata sedih para ‘mantan’ pekerjanya. Satu per satu dari mereka mulai meninggalkan bangunan itu dan mencoba mengadu nasib dengan pekerjaan lain. Tapi tidak untuk ketiga sosok yang masih setia berdiri tegap sembari menatap nanar ke arah tulisan ‘DI TUTUP’ dari tembok bangunan kecil tersebut.

Kyuhyun, Yoona dan Yuri. Ketiga sahabat itu masih memutuskan menatap bangunan tempat kerja mereka untuk yang terakhir kalinya. Setelah ini mereka tak akan pernah bersama-sama dalam tempat hangat tersebut. Merajut banyak cerita yang sulit di lupakan. Menebarkan senyuman kepada banyak pelanggan yang datang silih berganti.

Yuri dan Yoona adalah yang paling parah menangis dari semua karyawan yang telah pulang ke rumah masing-masing. Kedua gadis cantik itu tak menyangka bahwa tempat mereka bertemu pertama kali harus bangkrut.

“Sudahlah, jangan menangis seperti itu,” bujuk Kyuhyun sembari mengelus pundak keduanya.

“Lalu setelah ini aku harus bagaimana? Orangtuaku sakit-sakitan, aku lah tulang punggung keluarga,” ucap Yuri dengan isakan pilunya. “Aku akan kembali ke rumah orangtuaku dan mencari pekerjaan baru di sana,” lanjut Yuri membuat Yoona memandangnya kaget.

“Lalu aku bagaimana Yul? Kau tega meninggalkanku sendirian?!” seru Yoona semakin menangis keras.

“Kau masih memiliki keluarga Jung dan juga ada Kyuhyun Oppa. Aku akan pergi ke sana sekarang juga. Jaga dirimu baik-baik Yoong,” ucap Yuri melepaskan tangan Yoona yang menggandengnya.

Yoona mengejar Yuri yang semakin menjauh. “ Kau bilang kita sahabat! Tapi kau membiarkan persahabatan kita menjadi pecah hanya karena kita sama-sama di pecat?!” pekik Yoona dengan derai air matanya.

“Kau tak mengerti Yoona! Aku harus pulang dan mencari pekerjaan baru untuk menghidupi keluargaku!! Sangat susah mencari pekerjaan di Seoul!!” seru Yuri juga dengan linangan air matanya. “Maafkan aku, jika memang waktunya kita pasti akan bertemu kembali. Jaga dirimu Yoong,” pesan Yuri kemudian berlari kencang meninggalkan Yoona yang jatuh terduduk di atas tanah. Ia sangat kacau.

“Yoona, ayo kita pulang,” ajak Kyuhyun membantu Yoona bangkit.

*

Yoona tak mengeluarkan sepatah katapun saat naik ke motor Kyuhyun. Ia terlalu lelah untuk membuka mulut dan berbicara. Baginya, kehilangan pekerjaan adalah hal terburuk yang pernah di alaminya setelah kehilangan kedua orangtuanya.

Motor Kyuhyun telah sampai di depan pagar rumah keluarga Jung. Saat ini masih pukul tiga siang dan keadaan rumah itu tampak sepi. Yoona mengembalikan helm Kyuhyun dan hendak berbalik meninggalkan lelaki itu, namun tangan Kyuhyun menahannya. “Yoong, ku mohon jangan menangis lagi. Aku sangat sedih melihatmu seperti ini,” ucap Kyuhyun memandang mata Yoona yang bengkak.

Ne, Oppa. Aku tidak akan menangis lagi,” jawab Yoona dengan menundukkan kepalanya.

Kyuhyun turun dari motornya. Ia mengangkat wajah Yoona untuk menatap kedua matanya. Kemudian entah keberanian darimana, Kyuhyun mengecup dahi Yoona. Merasakan lembutnya kulit halus itu dan rasa cintanya yang tak terbendung.

Oppa...” lirih Yoona membuat Kyuhyun melepaskan ciumannya.

“Jangan menangis lagi, ya.” Kyuhyun menghapus bekas air mata di wajah Yoona dengan tersenyum manis. Yoona membalas senyuman itu dengan tulus. Kyuhyun selalu berhasil membuat hatinya menjadi sedikit lebih tenang.

Gadis cantik itu melangkahkan kakinya masuk dan melambaikan tangannya untuk Kyuhyun yang masih berada di depan pagar. Kyuhyun terus memandang lekat tubuh Yoona yang semakin mengecil dan menjauh. Terselip rasa sedih saat gadis itu menghilang dari pandangannya. Yoona, berhasil mempermainkan perasaannya. Ia takut suatu saat sosok itu menghilang dari pandangannya seperti saat ini.

***

Jessica menyernyit heran ketika baru saja turun untuk makan malam. Ada yang kurang dalam ruang makan itu. Saat ini ada Ayahnya, Ibunya dan juga Krystal. Di mana Yoona? batinnya. Jessica memutuskan kembali naik ke lantai dua rumahnya dan berjalan menuju kamar Yoona yang tertutup rapat. Ia mengetuk pintu beberapa kali dan tak ada jawaban dari dalam.

“Yoona-ah,” panggil Jessica sekali lagi sebelum memutar knop pintu tersebut.

Jessica mengintip dari balik pintu untuk melihat sedang apa Yoona sekarang. Ternyata gadis itu tengah terlelap dengan memunggungi arah pandangnya. Jessica tersenyum manis melihat Yoona yang mungkin kelelahan setelah pulang bekerja. Ia kembali turun ke lantai bawah dan bergabung untuk makan malam dengan keluarganya.

Nyonya Jung menyadari ketidakhadiran Yoona dan menatap Jessica yang telah selesai makan. “Sica-ah, di mana Yoona?” tanya Nyonya Jung.

“Oh, sepertinya ia ketiduran setelah pulang kerja. Biar aku yang yang mengantar makan malam untuknya, Eomma,” jawab Jessica kemudian menaruh beberapa lauk ke atas nampan dan menaiki tangga.

Ia membuka pintu kamar Yoona dengan perlahan dan meletakkan nampan itu di atas meja belajar Yoona. Jessica berjalan menghampiri ranjang Yoona, mengguncang pelan tubuh tersebut sembari memanggil namanya.

“Ah, Eonni,” ucap Yoona ketika tersadar dari tidurnya dan sedikit terkejut memandang Jessica di kamarnya. Matanya terasa berat untuk membuka karena terlalu lama menangis.

Jessica memandang aneh Yoona yang menunduk dalam. “Gwenchana?” tanya Jessica kemudian menaikkan dagu Yoona agar menatapnya. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat mata Yoona yang bengkak. “Kau habis menangis? Ada apa?” tanya Jessica lembut dan berusaha tidak panik.

Yoona menundukkan kepalanya lagi. Bulir demi bulir air matanya kembali berjatuhan membasahi wajahnya. Bahunya bergetar dan terisak pelan. Jessica mengelus pundak gadis itu tanpa suara.

Eonni, aku kehilangan pekerjaanku. Restoran itu bangkrut.” Mati-matian Yoona menelan isakannya ketika mengucapkan kalimat yang mampu membuat Jessica tertegun. Ia merasa prihatin dengan Yoona.

Jessica terus menatap Yoona yang masih saja menangis. Otak gadis itu berputar cepat, mencari cara untuk menenangkan Yoona. Ia menggigit kuku-kuku jarinya gelisah. Sampai akhirnya otaknya menemukan jalan keluar yang tepat dan membuat wajahnya sedikit berbinar. “Yoona-ah…” panggilnya pelan membuat Yoona menatapnya.

Ia merengkuh Yoona dalam pelukannya dan mengelus rambut panjang gadis itu lembut, “Tenanglah. Apa kau mau sebuah pekerjaan? Mungkin sedikit berat,” ucap Jessica seketika membuat Yoona melepaskan pelukan itu.

Yoona menatap kakak angkatnya itu dengan mata berbinar. Ia menganggukkan kepalanya dengan kuat. “Apapun itu, aku siap,” mantap Yoona kemudian tersenyum sama seperti Jessica.

“Apa kau mau menjadi seorang pekerja rumah tangga?” tanya Jessica sangat pelan. Yoona tampak terdiam dan berpikir sebelum menjawab pertanyaannya.

“Seorang pembantu maksud Eonni?” tanya Yoona memastikan.

Jessica mengangguk pelan, “Tugasmu mengasuh seorang bayi berumur 8 bulan, Yoona-ah. Kau mau? Temanku sangat membutuhkan seorang pengasuh untuk anaknya.”

Yoona menimbang sebentar sebelum akhirnya mengangguk lagi, “Ne, Eonni aku mau.” Ini adalah pengalaman baru. Meskipun pekerjaan ini lebih berat dari seorang pelayan, tapi Yoona sangat siap.

“Aku akan meminta izin dari Appa dan Eomma. Bereskan saja pakaianmu dan besok aku akan mengantarmu ke apartement-nya. Ia teman sekolahku dulu dan seorang direktur di tempat-ku bekerja. Kau tak usah takut, dia sangat baik, arraseo?” jelas Jessica membuat Yoona mengangguk paham.

Gomawo, Eonni. Aku berhutang banyak padamu,” ucap Yoona membuat Jessica terkekeh pelan.

“Jangan bicara seperti itu. Aku bawakan kau makan malam dan jangan lupa bereskan pakaianmu,” pesan Jessica sebelum keluar dari kamar Yoona.

Yoona mendesah lega. Setidaknya ia tak menjadi pengangguran lagi. Menjadi seorang pengasuh sepertinya tak terlalu buruk, pikirnya. Ia sangat suka kepada anak kecil. Yoona melahap makan malamnya dengan perasaan yang lebih baik dari sebelumnya.

***

Sekitar pukul sepuluh pagi, Yoona turun dari kamarnya dengan menenteng sebuah tas travel tak terlalu besar. Tas itu berisikan pakaian dan keperluannya yang lain. Yoona melihat anggota keluarga Jung tengah menunggunya di ruang tamu.

Keluarga hangat itu memberikan pelukan singkat sebelum kepergiannya dari rumah yang ia tempati selama empat tahun terakhir. “Jaga dirimu baik-baik, Yoona-ah. Jika kau mendapat libur, jangan lupa pulang ke sini,” ucap Tuan Jung.

Appa, aku tak akan pergi jauh. Aku masih berada di Seoul dan akan pulang ke sini lagi. Appa jangan membuatku sedih,” ucap Yoona.

Arraseo, jaga dirimu baik-baik. Bekerjalah dengan giat,” pesan Tuan Jung.

Keluarga itu mengantar Yoona hingga ke beranda rumah dan terus memperhatikan sosok gadis muda itu masuk ke dalam mobil Jessica dan menghilang dari halaman rumah.

*

Mobil Jessica terus berjalan menuju jantung Kota Seoul. Menampilkan pemandangan padat di setiap sudutnya. Yoona terus melihat keluar jendela tanpa bersuara.

“Aku sudah memberitahu temanku bahwa kau bersedia bekerja dengannya. Jadi jangan pernah sungkan untuk bertanya jika ada hal yang tidak kau mengerti. Ia sangat senang aku mendapatkan seorang pengasuh untuk anaknya,” ujar Jessica sembari melihat sekilas ke Yoona yang tersenyum manis ke arahnya.

Ne, Eonni. Aku juga sangat senang mendapat pekerjaan baru berkat bantuanmu. Gamsahamnida.” Yoona terkekeh pelan membuat Jessica mengikutinya.

Mobil Jessica terparkir rapi di basement sebuah gedung apartement mewah. Yoona turun dengan menenteng tas travel-nya dan sibuk memperhatikan sekeliling gedung mewah itu dengan pandangan takjub. Seumur hidupnya, baru pertama kali ia masuk ke dalam gedung semewah ini.

Jessica menekan tombol lift menuju lantai 9. Yoona masih sibuk memperhatikan sekeliling lift yang juga mewah, membuat Jessica mengulum senyum gelinya.

Ting!

Mereka sampai di lantai yang di tuju. Jessica yang memimpin jalan. Gadis cantik itu terus menyusuri pintu-pintu kamar apartement di lorong panjang ini. Hingga akhirnya berhenti di sebuah kamar bernomor 139. Yoona berdiri di samping Jessica dan memperhatikan kakak angkatnya itu menekan bel beberapa kali.

Pintu hitam minimalis itu terbuka dan muncullah seorang gadis cantik tinggi semampai. Gadis itu menyunggingkan senyuman ramah. “Annyeong, Jessi Eonni. Ayo masuk, Siwon Oppa sudah menunggu,” sapa gadis membuka pintu itu lebih lebar. Gadis itu memandang Yoona dan menyunggingkan senyuman hangat seperti kepada Jessica tadi.

“Ah, kalian sudah tiba. Ayo duduk,” ucap Siwon mempersilahkan Jessica dan Yoona duduk.

Yoona terus menatap wajah pria di depannya dengan lekat. Ya, seperti yang Jessica bilang, majikan barunya itu jauh dari kesan menyeramkan. Dengan senyuman hangat itu, menjadi sebuah nilai positif untuknya memulai pekerjaan baru.

“Ini adik angkatku. Ia yang akan menjaga Fanny,” ujar Jessica sembari menatap Yoona dengan senyuman.

Annyeonghaseo, Im Yoona imnida. Jal butakhae simnida.” Yoona membungkuk hormat membuat Siwon memandangnya lebih lekat.

Bagi Siwon, Yoona tidaklah buruk. Sepertinya pengasuh baru Stefanny itu dapat di percaya. Terbukti, karena Jessica yang membawanya dan juga sangat sopan pada awal pertemuan. Siwon tersenyum manis menatap Yoona yang menjadi salah tingkah. “Annyeonghasseo, Choi Siwon imnida.”

“Yoona-ssi, kau boleh memanggilku Siwon. Tugasmu di sini adalah menjaga anakku,” lanjut Siwon masih dengan senyumannya.

Yoona merasa pekerjaan barunya ini akan berjalan dengan lancar. Yoona tak sabar untuk melihat sosok bayi yang akan di jaganya. Pasti sangat lucu, batinnya.

“Ayo aku tunjukkan kamar Fanny.”

To Be Continue…

Haloooooo~ Ketemu lagi sama saya Kim Hyera hehehe^^ Gimana part 3 nya? Udah ada YoonWon moment-nya kan? Meskipun belum banyak dan pastinya gak memuaskan. Aku mau buat semua moment dengan proses yang perlahan(?)*apadeh*hhehehe Itu Yoong Eonni salah tingkah di pandangin sama majikan super ganteng..hahaha 😀

Gak pendek lagi kan part ini?? Tapi kok aku kesian banget ya sama Kyu disini..huhuhuhu bertepuk sebelah tangan cintanya T.T .. Makasih yah komentar kalian di part-part sebelumnya…Seneng banget deh banyak yg suka ff aku yang masih abal ini..

Eh iya, lantai sama nomor apartement Siwon oppa ada artinya lho..hehe lantai 9= Girls’ Generation. Terus nomor kamar apartementnya 139 / 13+9 = SUPER GENERATION. Jadi inti semuanya, itu lambang angka Super Junior di gabung sama Girls Generation= SUPER GENERATION hahahaha..Soalnya YoonWon salah satu pasangan Super Generation fav-ku ALWAYS 13ELIVE IN THE POWER OF 9 ^^ Haha Super Generation 😀 *gak jelas banget* #PLAKK! Shipper kumat! Ngerti gak pengertian dari aku? Pasti gak yah? Huwaaaaaaaaaa T.T

Oh, ya Aku butuh jempol like dari kalian dong..

Di like yah ff ini 😀 Gomawoooo…sampai ketemu di part selanjutnya ^^

84 thoughts on “My Beautiful Servant (Part 3)

  1. waw smkin seru,,penasaran dg lnjutanx,,
    YoonWon dh ktemu zaw,,smoga scepatx mrka bz brsatu dech,,hehee
    part slnjutx qw tnggu scepatx,,Gumawo!!! 🙂

  2. Eh eh ada duda merana belanja sendirian mau di tmenin ngak nih?gmana gtu ya ngliat opa tampan belanja sendirian sambil gendong anak, ah kyu drimu di situ pke motor buntut kah jemputin yoona kya motornya spidermen itu ama wktu kyu blng ke yoona awas nti jatuh krna guling2 di kasur geli ajah byanginya , kyu kmu ama soo aja ya tpi cari krjaan dlu krna sooyong mkannya byak liat aja mkanan wonpa aja main embat aja ngak blng2

    • hahahaa boleh kak, tuh temenin duren belanja..hahaaha dorongin kereta belanja juga gak papa..hhahaha

      Mwoyaaa?? ya gak lah kak, jelek amat Kyu yang cakepnya minta ampun pke motor butut kayak di spiderman hahahaha..

      Hahahaha..iya, tp kyu perhatian banget ama yoona pas lagi guling2 hahaha.. Makasih yah kak komentarnya. Hemmm..soo eonni mah gak berubah shikshin nya 😀 haha

  3. Senang-nya akhir-nya Yoona Eonnie ketemu juga ma Siwon Oppa,,,
    Kapan ya mereka jatuh cinta???
    Penasaran Lanjutan-nya Author???
    Ditunggu Part 4 secepat-nya + TWB Part 14-nya!!!

  4. asikkk,,,YoonWon momentnnya udh kliatan jadi seru nih
    ngg sabar ma next partnnya
    jgan lama yah thor
    mkin tingkatin YoonWon momenntya
    gomawo
    fighting!!!

  5. Baru saja ada momennya YoonWon tpi langsung tbc jadi pengen tahu cerita selanjutnya dan kayanya juga Yoona suka sma Siwon Oppa keren thor jangan lma2 part 4 ditunggu banget untuk nextnya harus banyak moment yoonwonnya.

  6. Uhhh udh keluar part slnjtnya 😉
    yoonwonnya kurang bnyk nii hehheeee
    penasaran sama kisah mereka nanti setelah tinggal satu apartement 🙂
    tapi kokk aku merasa ga adil yahh buat Kyu? aku emang yoonwonited tapi agak nyesek juga jadi kyu 😦

    Saeng pokokny aku tunggu kelanjutannya,, yoonwon moment-ny yang banyak yahhh 😉

  7. saeng-ah aku suka part ini..
    Cz isinya campur aduk..
    Ada seneng, sedih, lucu, n bikin penasaran..
    Saeng fto stefany mna dah penasaran lihat gmna lucunya anak siwon oppa..
    Kyu oppa nih curi2 kesempatan nyium2 yoona eonni..!!
    Yoonwon mometnya masih dikit..
    Dsni blum ada yg jhat yah..
    Pokoknya ditunggu kelanjutannya..
    Ditunggu twb n rain dropnya..
    Keep hwaiting..

  8. Wah penasaran nih sma critany,gak bsa byangin siwon ngurus fany sndrian,moment yoonwon ny byakin doank..dtgu part selanjutny dan jgan lma..

  9. yaaaayyy…finally da yoonwon moment juga.,,
    meskipun dikitseh…,, tp aq seneng.
    ckckckc…. soo unnie hebat y,,.. suka makan tapi kok g gemuk y,,mna tengah malem lagi makan’a,..
    kyuppa kasian banget seh,,.T.T citamu tak tersampaikan,,.sini aq peluk,,.#d lemparin sepatu

    ayoooo d lanjuuut chingu,..!!!
    HWAITING!!

  10. cinguuuuuu hwaaa akhirnya nongol juga, kmn aja cinggu? *eh wkwkwk._. aduh siwon appa sini aku temenin belanja maudeh aku jadi adek kamu wakakak._. yoonaa eommaa jan galau gitu dund kan sekarang udah kerja di tempat suami *eaea ciee eomma salting giduu di liatin appa ciee kiwlah. chinggu foto adek stefany nya mana? wakak aku tungguin eh kaga nongol nongol~ next capt kutunggu loh

  11. Arrrggggg keren bgt
    Semakin penasaran..

    Author, diksinya bgus lho
    Bikin nyaman bacanya

    Pleasee next chapnya asappp

    Wonniee
    Nikah sama yoona eonnie aja yaa
    \(´▽`)/

  12. Huaaa…keren banget chingu,bikin banyak moment bwt yoonwon

    bwt kyu mending tambahin seo di cast nya klu ga’ ma soo aja kyak di TWB

    ga’sabar next part…
    Update soon

  13. Yeyeye…
    Akhirnya YoonWon bertemu juga… 😀

    Bener juga.. Kyuhyun oppa kasian bener…
    Kasih pasangan dong thor. Biar Kyuhyun oppa g’ sedih..
    Kalo’ bisa se Seohyun eonni..
    #mauku

    YoonWon bakal tinggal serumah..
    Kya, pasti seru…!! 😀

    Cepet publish part selanjutnya…!!!
    God Job & Daebak! 😀
    Fighting Author Kim Hyera..!!!! 😀

  14. Akhirnya YoonWon bertemu juga.. 🙂

    Bener juga, Kyu oppa kasian bener…
    Kasih Kyu oppa pasangan dong thor.. Biar dia g’ sedih…
    Seohyun eonni gitu…
    #mauku

    Tunggu, YoonWon bakal tinggal serumah..??
    Kya.. Pasti seru..!!!! 😀

    Cepet update part selanjutnya..!
    God Job & Daebak!
    Fighting Author Kim Hyera..!!! 😀

  15. Akhirnya YoonWon bertemu juga.. 🙂

    Bener juga, Kyu oppa kasian bener…
    Kasih Kyu oppa pasangan dong thor.. Biar dia g’ sedih…
    Seohyun eonni gitu…
    #mauku –”

    Tunggu, YoonWon bakal tinggal serumah..??
    Kya.. Pasti seru..!!!! 😀

    Cepet update part selanjutnya..!
    God Job & Daebak!
    Fighting Author Kim Hyera..!!! 😀

  16. ffnya bagus thor, lanjuut!!!#d cekek dinda#

    setelah sekian lama, jiwa terasa hampa a a a a *dangdut on* asek asek asek…
    hehehe

    duren+ganteng+kaya=aku mau ¤.¤
    aku suka bget fanny siwon moment, lucu bgt. pengen jdi fanny nya*peluk siwon*

    itu si abang kyu kasian bgt, CIDAHA aka cinta belm terungkapkn! hohoho
    uda kyu, ama aku aja sini, mumpung umin lgi gk ada n jinki lgi bobo!!*maruk bgt*

    emang ya klo jdoh gk bkal kmana, buktinya yoona d pecat truz lngsung krj deh d rmah siwon..
    klo aku yg jdi yoona, truz dpt majikan kek siwon, betah dah aku kerja walaupn gk d gaji jg gpp. asalkn d jdiin istri aja… wkkkk#dbunuh dinda#

    oke thor, sekian dulu!! part 4 jgn lama2 ya!!

  17. yoonwon couple 😀
    mudah-mudahan karna adanya yoona stefanny jadi gak nangis terus 🙂
    dan yang pastinya siwon dan yoona jadi keluarga
    lanjut ya author trus jangan lama-lama 😀

  18. waha siwon oppa telaten banget ya… dy calon suami idaman smua wanita
    mlai dari bkrja dikantor, rwat anakx, blanja kprluan dapur, dst,,
    dy bs ngelakuin smua itu . . . #angkat jempol tinggi2 buat wonpa

    critax udh mulai msuk part yoonwon nih. ditunggu lanjutanx ya thor
    fighting ^_^ figting 🙂

  19. Akhirnya YoonWon bertemu juga.. 🙂

    Iya juga, Kyu oppa kasian bener…
    Kasih Kyu oppa pasangan dong thor.. Biar dia g’ sedih…
    Seohyun eonni gitu…
    #mauku
    hihihi

    Tunggu, YoonWon bakal tinggal serumah..??
    Kya.. Pasti seru..!!!! 😀

    Cepet update part selanjutnya..!
    God Job & Daebak!
    Fighting Author Kim Hyera..!!! 😀

  20. Kmana author.a ya *clingak-clinguk*
    hello any body home??
    Eonn kpn lanjut.a ni tiap hr aku cek trus loch blog ni trnyata lum lnjut jg mpe lumutan, jgn d’henti.in mpe sni ea aku suka bnget nich apalagi yoonwon .,hehhe d’tunggu bnget eon ^^
    fighting

  21. Yeyy, akhirnya YoonWon ketemu juga. Yoongie jadi pengasuh nya Fanny.
    Next part nya jangan lama2 🙂
    Penasaran sama lanjutannya

  22. akhrnya setelah nunggu lama author yg baik hati mau lanjutin juga smngt ya thor kereeeen bgd, tambh penasaran bacanya..

    klo bisa mah dipercepat ya thor nulisnya, kami pemabaca setia bakalan ttep menunggu…

  23. Mianhe br komen di part ini…
    Aky suka bgt sm alur ceritanya..
    Bikin penasaraaaaaaan pake banget..
    Aku suka castny..
    Apalagi yoonwon…
    Daebak thor ffny..

  24. Yahhhh, authorrr. Udah 2 tahun gak dilanjutin ni ff. Plissss lanjut nehhh, jgn buat kmi mengkhayal ya.
    Lanjutttttttt donggg. Huwaaaaa, sedih banget klo cerita yoonwonnya gak dilanjutin. Ayo lanjuttttt (^ʃƪ^)

  25. Kenapa dah lama tapi belum di lanjut juga next chap ditunggu jangan lama-lama unn. Dah penasaran banget soalnya yoonwon jjang…….

  26. kyaknya bkalan tambah seru nih,, buat moment bahagia ya eon.. smoga yoona eonni jadi eommanya fannya pasti keren.. next eon jgan lma2 panjangin lagi ya eon

  27. Ping balik: My Beautiful Servant (Part 4) | kpopfansficarea

  28. Ping balik: My Beautiful Servant (Part 4) | Read Fan Fiction

  29. kasihan bgt Yoona mereka di berhentikan dri pekerjaan mereka krna restoran tmpt mereka bekerja bangkrut
    Untung saja ada Jessica yg menolong dia untuk bekerja sebagai baby sitter anak Wonppa, sepertinya udh mulai seru ni apalagi momen Yoonwon nya udh mulai di munculi
    BTW Kyu Hyun cintanyaa bertepuk sebelah tangan ya

  30. Kalo majikannya siwon aku juga mau jadi baby sitter anaknya wkkwkw eh tpmending jd istrinya deh hihiih #abaikan :p
    cieeee yoona gugup yaa diliatin dan disenyumin siwon …sama saya juga ihihih

    Makinn seru thor.. apalgi yoownon udh ketemu 🙂 semoga makin banyak yoonwon moment nya yaa untuk next2 chapter nya XD

    Ajja ajja Fighting 😀

  31. Ping balik: My Beautiful Servant (Part 5) | kpopfansficarea

Tinggalkan Balasan ke uchijefry90 Batalkan balasan