My Beautiful Servant (Part 5)

mybeautifulservant1

Title: My Beautiful Servant (Part 5)

Author: Kim Hyera

Rating: PG-15

Main Cast:

  • Choi Siwon
  • Im Yoona
  • Cho Kyuhyun
  • Seo Joohyun

Support Cast: Find by your self!

Genre: Romance, Family, AU

Lenght: Chapter

 

Previous Part: Treaser, Part1, Part2, Part3, Part4

***

 

MAAF KALO MASIH BANYAK TYPO. HAPPY READING ^^

 

***

 

Senyuman jahatnya masih tersungging. Tangannya mengepal keras dan siap melayang kapan saja. Inilah saat yang paling dia tunggu di dalam hidupnya. Kesabarannya berbuah manis sekarang.

Dihadapannya ada sosok yang bergetar hebat dengan air muka pucat kaku. Ia tahu akhir hidupnya tinggal menghitung jam bahkan mungkin menit. Melarikan diri pun tak ada gunanya. Hidupnya sudah hancur berantakan.

“Kau terkejut? Tidak perlu setegang itu, santai saja.” Siwon memajukan tubuhnya. Memangkas jarak dengan langkah besarnya dengan cepat.

Dia terkekeh pelan melihat Lee Sungmin tak bersuara sama sekali. Langkahnya memutari tubuh kaku itu dengan pelan. “Kau ingin main halus atau kasar? Aku habisi sekarang atau kau ingin bermain-main dulu dengan anak buahku? Hm?” tanya Siwon santai. Tangannya mendorong kuat tubuh Sungmin ke arah anak buah Changmin yang berjejer rapi siap melaksanakan tugasnya.

Sungmin tak bisa berpikir waras. Sebelum tubuhnya jatuh ke tangan rivalnya, ia berlari kencang keluar rumahnya. Dia takut. Sangat takut. Sudah cukup selama ini ia melarikan diri jauh dari kampung halamannya untuk bersembunyi dari semua orang yang siap membunuhnya kapan saja.

“KEJAR DIA! CEPAT!”

Anak buah Changmin mengejar Sungmin yang berlari ke pabrik minyak di dekat rumahnya. Keadaan malam yang gelap seperti ini sedikit menyulitkan keadaan untuk mencari lelaki itu.

Siwon tak tinggal diam. Bersama Changmin ia mengendarai mobil untuk membantu mencari musuhnya itu hingga dapat. Langkah setelahnya adalah menyeret Lee Sungmin ke Korea dengan hukuman mati atau lebih buruknya membunuhnya sekarang juga.

“SIALAN! BRENGSEK! AKAN AKU HABISI DIA SEKARANG JUGA!” teriak Siwon frustasi dan menggila mengendarai mobilnya.

Hyung! Awasi penglihatanmu! Kita turun disini saja,” perintah Changmin dan Siwon menginjak remnya dengan tiba-tiba.

Kedua pria itu keluar dan mulai berlari ke arah sudut pabrik yang gelap dan lembab. Siwon yakin bahwa dokter gadungan itu menyembunyikan dirinya di antara drum-drum minyak besar yang tersusun rapi. Atau lebih parahnya menyelupkan dirinya ke dalam minyak kental itu dan mati kehabisan nafas di dalamnya. Jika memang begitu Siwon akan tertawa puas dan tidak perlu capek-capek mengeluarkan tenaganya.

“Tetap tenang. Aku mendengar sesuatu,” bisik Changmin. Siwon mengangguk patuh. Mata elangnya mengawasi setiap jengkal penglihatannya.

Di balik drum terakhir dari tempat Siwon dan Changmin berdiri, Sungmin menekuk lututnya. Ia dapat merasakan ada yang  mendekati tempat persembunyiannya. Shit! Aku ketahuan!

Tubuhnya bergerak gusar antara harus berlari atau tetap diam dan membiarkan mereka membunuhnya saat ini juga. Keringat dingin terus mengalir di pelipisnya. Dia menyesal berhadapan dengan suami korban mal praktek terakhirnya itu sebelum memutuskan melarikan diri ke Ittoqqortoormiit. Ternyata dia salah memilih orang untuk di ajak bermain-main.

“Tuhan aku mohon selamatkan hamba-Mu ini.” Ia merapalkan doa meski tak yakin apa Tuhan akan memaafkan pendosa besar sepertinya?

“Aku harus lari! Aku harus pergi! Aku tidak ingin mati!”

Akhirnya pergulatan hebat batinnya memutuskan sesuatu yang di luar nalar. Ia berlari dengan sisa-sisa keberaniannya menembus kegelapan.

“KEJAR! KEJAR DIA!” Changmin berseru.

Siwon berlari kencang mengejar Sungmin yang berada tak jauh dari hadapannya. Di belakangnya ada Changmin dan anak buahnya yang menyebar ikut mengejar target yang kini terkepung.

Sungmin menoleh ke kanan kiri dengan bingung. Di hadapannya ada tembok besar dengan drum-drum minyak kosong yang tak dapat di tembus. Jalan buntu!

“Bangsat!” makinya.

Pikiran gilanya mulai berjalan. Ia memutar arahnya dengan cepat dan BUK!

Siwon menangkap tubuhnya dengan kuat. Mencengkram tangannya erat meninggalkan bekas lecet merah yang perih tak terkira.

“Hahaha! Ternyata semudah ini menangkapmu Lee Sungmin!” Sungmin meludah tepat di depan muka Siwon. Lelaki itu naik pitam. Beraninya Sungmin membuang saliva menjijikkannya. Mau bermain-main rupanya! Emosi Siwon mulai tak terkendali.

“KEPARAT KAU DOKTER LEE!” Siwon melayangkan tinjunya kepada Sungmin yang langsung terhuyung tak berdaya ke atas tanah.  Wajahnya putih, seputih tahu. Pukulan demi pukulan kasar Siwon layangkan tanpa kenal ampun. Ia ingin rasa dendamnya terbalaskan atas Tiffany yang meninggalkannya. Ia ingin membuat Sungmin menerima hal setimpal atas perbuatannya sendiri.

“Maafkan aku…maafkan aku.” Sungmin mengemis belas kasihan Siwon yang tak kenal ampun memaksa  tubuhnya untuk bangun dan menghempaskannya berulang kali.

Siwon tertawa geli mendengar kalimat maaf yang seharusnya haram di ucapkan untuk si sialan di hadapannya. “MAAF?! Maaf kau bilang?! Setelah kau hilangkan nyawa istriku!! Kau tak akan dapat kesempatan kedua!” teriak Siwon berang kembali memberikan pukulan kerasnya yang bisa saja membunuh Sungmin saat ini juga.

“Hyung sudah cukup! Kita tidak dapat membawanya dalam keadaan tak bernyawa kembali ke Korea!” Changmin menarik tangan Siwon yang hendak memukul wajah Sungmin yang bersimbah darah dan biru lebam.

Nafas Siwon menderu hebat. Dadanya naik turun tak beraturan. Kilatan matanya belum menyiratkan kata puas yang ia inginkan selama ini.

Untuk penutupnya ia harus memberikan sebuah hadiah untuk tubuh yang nyaris masih dapat berfungsi dengan sempurna itu. Akhirnya kaki Siwon bergerak brutal. Ia menginjak pergelangan tangan Sungmin yang tergolek tak berdaya.

“ARRRGGGGHHHHHHH!!!!” Sungmin berteriak kencang saat tangan kanannya itu menjadi ngilu dan sakit luar biasa. Ia akan cacat setelah ini.

Hyung! Hentikan! Sudah cukup!” Changmin mendorong Siwon yang masih menganiaya korbannya tanpa kenal ampun.

Untuk tambahannya ia meludah di wajah Sungmin. “Balasan manisku untuk akhir hidupmu Lee Sungmin!”

Kini pancaran wajahnya puas. Sangat puas. Hatinya mendadak lega. Inilah yang memang seharusnya ia lakukan. ‘Tiffany, istriku, aku harap kau tenang di alam sana. Aku sudah membuatnya menderita. Beristirahatlah dengan damai.’ Batin Siwon.

“Urus penerbanganku secepatnya. Aku muak berlama-lama di kota sialan ini!”

Siwon berjalan di dampingi Changmin meninggalkan sosok Sungmin yang tak sadarkan diri, selanjutnya anak buah Changmin yang mengurusnya.

“Apa kau sudah puas, Hyung?” tanya Changmin saat mereka dalam perjalanan ke sebuah hotel.

Siwon mengalihkan pandangannya dari jalan raya. Ia tersenyum penuh makna. “Sangat! Terima kasih sudah bekerjasama denganku.” Ia menepuk pundak Changmin bangga, sedang lelaki itu hanya tersenyum untuk membalasnya.

“Aku pastikan Lee Sungmin akan di jatuhi hukuman penjara seumur hidup atau lebih parahnya hukuman mati dan kau Hyung, hiduplah dengan tenang bersama Fanny,” kata Changmin dan Siwon mengangguk paham.

“Aku rindu anakku. Ini pertama kalinya aku meninggalkannya sejauh ini.” Siwon menerawang memandang langit hitam pekat tanpa bintang. Biasanya malam seperti ini ia sedang tertidur damai bersama Stefanny di pelukannya.

“Beberapa hari lagi kita baru bisa kembali ke Korea. Ku harap kau dapat bersabar untuk itu.”

 

***

 

Yoona meletakkan masakan terakhirnya ke atas meja makan. Ia bekerja keras untuk hari ini karena Ibu Siwon dan Sooyoung akan menginap beberapa hari disini. Ia memutar bola matanya ke arah jam yang tergantung di dinding dekat meja makan. Masih ada waktu untuk beristirahat.

Stefanny masih tidur dan Yoona mulai letih karena tak berhenti bekerja sejak tadi subuh. Setelah Siwon berangkat kemarin, Ibu Siwon hanya datang untuk melihat cucunya pada malam hari. Semalam Sooyoung yang menemaninya untuk menjaga Stefanny. Tapi hari ini wanita paruh baya itu mulai menginap hingga anak sulungnya kembali.

“Aku heran kenapa Siwon membeli apartement seluas ini jika hanya di tinggali berdua dengan Fanny,” gumam Yoona saat tubuhnya terbujur lelah di atas karpet ruang tengah.

“Ah aku lupa! Orang kaya ‘kan memang suka menghamburkan uangnya. Pasti Siwon sudah kelebihan banyak uang.”

Well, Yoona mengutuk ucapannya sendiri. Tidak seharusnya ia mengurusi bagaimana Siwon atau bagaimana uang yang ia hambur-hamburkan. Matanya kembali berputar cepat mengamati setiap sudut ruangan di sekitarnya. Yoona baru menyadari bahwa tak ada potret istri Siwon yang terpajang di rumah ini. Bahkan di dalam kamar Siwon pun tak pernah Yoona lihat.

“Hmm… aku jadi penasaran seperti apa istri Siwon dulu. Apa dia cantik? Apa dia lebih cantik dari pada aku?” Yoona memukul mulutnya sendiri. Kau dan mulut kurang ajarmu itu Yoona! Ia tak menyangka dengan lancang membandingkan istri majikannya itu.

Aigoo! Kau membandingkan istri Siwon dengan dirimu yang buruk rupa ini? Jelas saja kau itu kalah telak. Lihat saja buah cinta mereka. Fanny sangat cantik dan aku yakin itu turunan dari Ibunya.” Yoona berbicara sendiri kemudian tersenyum aneh.

“Apa maksudku berbicara seperti ini? Apa seolah-olah Siwon itu akan menjadi milikmu Yoona? TIDAK MUNGKIN!” Yoona menggeleng kuat tak habis pikir dengan kalimat-kalimat spontan yang ia lontarkan. Baiklah, maafkan untuk pikiran lancangnya! Ia kembali sadar posisinya sebagai apa di sini.

Suara bunyi pintu terbuka membuatnya berperanjat kaget. Ibu Siwon dan Sooyoung sudah datang! Dengan langkah kaki cepat ia berjalan ke pintu depan untuk menyambut Nyonya besar.

Sooyoung membawakan sebuah koper kecil milik Ibunya dan wanita paruh baya itu tersenyum hangat melihat kehadiran Yoona yang menyambut kedatangannya. “Selamat datang kembali Nyonya,” ucap Yoona sopan sembari membungkukkan tubuhnya. “Biar aku saja yang membawanya, Sooyoung-ssi.

“Fanny sedang tidur? Apa dia rewel?”

“Dia tidak rewel seharian ini Nyonya. Sejak jam sepuluh tadi dia tertidur setelah saya mandikan. Ah, apa Anda ingin makan siang? Saya sudah siapkan semuanya.” Jawaban Yoona membuat Nyonya Choi tersenyum lega. Ternyata Siwon tak salah memilih pengasuh untuk cucu kesayangannya.

“Apa ini kau semua yang memasak?” Sooyoung menatap takjub semua makanan yang tersaji di meja makan. Mata laparnya siap untuk menghabiskan semuanya.

Ne, semoga kalian menyukainya. Aku tidak terlalu pintar memasak dan aku tidak tau mau memesan makanan cepat saji dimana. Siwon tidak ada meninggalkan nomor telpon restoran cepat saji di dekat sini,” jelas Yoona panjang lebar. Tapi Sooyoung tak peduli. Ia sudah menyantap makanan di hadapannya dengan lahap.

Omo! Kau ini baik sekali, Nak. Aku sangat bersyukur kau yang di pilih Siwon untuk bekerja di rumah ini. Ayo antar aku ke kamar.” Yoona tersenyum malu-malu mendapat pujian dari Ibu Siwon. Ia mengangguk patuh dan mengantar majikan besarnya itu ke kamar tamu.

“Darimana asalmu?” Nyonya Choi bertanya sembari mendudukkan tubuhnya di sofa.

Yoona tertegun dan diam cukup lama. Haruskah ia menjawab dan membuka dirinya? “Seoul, Nyonya,” jawabnya akhirnya.

Nyonya Choi mengangguk paham. Ia mengamati Yoona seksama, gadis itu terlalu cantik untuk menjadi asisten rumah tangga. “Berapa umurmu?” Nyonya Choi kembali mengintrogasinya. Yoona kembali terdiam cukup lama sebelum menjawab.

“Dua puluh tiga tahun, Nyonya.” Suaranya pelan dan Nyonya Choi tersenyum maklum. Mungkin Yoona sedikit takut dengan kalimat-kalimat ingin tahunya.

“Aku sangat bahagia begitu mendengar Siwon mendapatkanmu.” Mendapatkanmu?

“Aku harap kau betah bekerja dengan anakku dan aku rasa semuanya berjalan baik-baik saja dua minggu ini, benar ‘kan?” Yoona mengangguk kemudian tersenyum tipis. “Aku ingin istirahat sebentar.” Nyonya Choi membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur.

“Panggil saya jika Anda butuh sesuatu. Saya permisi dulu, Nyonya.” Yoona menutup pintu kamar itu dengan pelan. Di dalamnya Nyonya Choi tersenyum dan matanya menerawang. Sikap Yoona sangatlah sama dengan Tiffany. Ah, dia jadi merindukan saat-saat dimana Siwon dan Tiffany bersama.

Di lubuk hatinya yang terdalam ia sangat ingin melihat Siwon menikah lagi. Dengan siapapun ia akan langsung merestui. Tapi melihat bagaimana anak sulungnya selama ini terkesan diam— tidak mau, akhirnya ia hanya bisa menelan kembali keinginannya.

“Ah! Benar! Aku masih ada satu calon untuk Siwon. Aku yakin dia pasti akan suka. Aku harus mendekatkan kembali mereka pelan-pelan.” Sebuah perjodohan tidak buruk kedengarannya.

 

***

 

Kyuhyun mengerang frustasi di belakang meja kerjanya. Ini sudah lewat beberapa menit dari jam masuk kerja dan dia belum mendapatkan kopi pembuka hari serta roti begel kesukaannya.

Baiklah, sepertinya dia harus membuat perhitungan dengan Seohyun. Terhitung dari kemarin dan hari ini sekretaris pribadinya itu datang terlambat dan Kyuhyun benci kata terlambat— apapun itu alasannya.

BRAK!

Pintu ruangannya terbuka kasar dan sekretaris cantiknya berdiri dengan rambut acak-acakan serta keringat yang bercucuran. Ia menenteng morning coffee bosnya dan bungkus roti begel ke hadapan Kyuhyun

“Sudah dua hari dan kau tidak bisa ku maafkan lagi, Nona Seohyun.” Sengit Kyuhyun. “Aku melewatkan lima belas menit tiga puluh detik waktu sarapanku dan aku tidak suka itu!” Astaga! Bahkan Kyuhyun menghitung berapa menit keterlambatannya.

“Maafkan saya, Tuan.” Hanya kalimat itu yang dapat Seohyun lontarkan. Kyuhyun tak puas, ia kembali menuntut alasan. “Di dunia ini semua butuh alasan. Lalu apa alasanmu kali ini?”

“Saya sedang datang bulan, Tuan dan sejak tadi pagi sakitnya semakin menggila. Saya harus mandi dan bersiap sambil tertatih-tatih dan berlari kencang membelikan sarapan Anda kemudian ketinggalan bis dan saya—“

“Cukup!” Kyuhyun muak mendengar alasan beruntun dari Seohyun. “Kau pikir aku percaya? Jika kau tidak ingin terlambat maka bangunlah lebih pagi!” Kau tidak pernah merasakan betapa sakitnya datang bulan Sajangnim cerewet! Seohyun menjadi kesal dengan sikap atasannya itu.

“Kembali ke mejamu. Jangan terlambat lagi untuk memesan makan siang!”

“Baik Tuan.”

Kyuhyun mengawasi gerak-gerik Seohyun dari kaca jendela ruangannya. Ia tahu sekretarisnya itu pasti tengah menyumpahinya macam-macam. Kyuhyun tak ambil pusing. Lengkungan manis di bibirnya menandakan bahwa ia baik-baik saja. Entahlah, dua minggu sudah dia resmi menjabat menjadi CEO di perusahaan keluarganya dan kini mulai nyaman akan posisi itu.

Tapi ada satu yang semakin membuatnya betah. Seohyun. Sekretaris cantiknya itu lumayan juga di jadikan bahan mainan, meskipun Kyuhyun tahu perbuatan itu tidak baik. Yang pasti Kyuhyun suka saat melihat sekretarisnya itu datang ke kantor dengan membawakannya sarapan. Senang saat Seohyun bolak-balik ruangannya dengan berbagai macam tugas yang Kyuhyun bebankan dan yang lebih menyenangkannya lagi ia bisa melihat wajah kesal gadis itu setiap hari— minus sumpah-serapahnya. Eum… ini luar biasa menyenangkan.

“Belikan aku kopi yang baru. Aku tidak suka kopi dingin.”

“Baik, Tuan.”

“Arrrggghhhh aku bisa gila lama-lama bekerja dengannya!” Seohyun mengeram frustasi di mejanya. Belum ada lima menit ia mendudukkan pantatnya dan ia harus kembali berlari kecil ke cafetaria kantor.

“Tunggu balasanku Cho Kyuhyun! Dasar sajangnim jelek, bau, tua, kolot! Arghh!!”

 

*

 

Waktu sudah menjelang sore hari. Beberapa karyawan mulai mengemasi barang-barang mereka dan bersiap untuk pulang ke rumah dan beristirahat. Seharian menghabiskan waktu dengan bekerja memang sangat melelahkan.

Seohyun masih berkutat di depan komputernya. Ia mengecek jadwal padat atasannya besok dan akan mempersiapkan berkas-berkasnya malam ini. Ia melirik Casio-nya dan senyum kecil terukir di bibir manisnya. Jam kerjanya sudah selesai dan saatnya menikmati waktu santai hanya untuk dirinya sendiri.

Gadis cantik itu meregangkan seluruh otot tubuhnya yang kaku. Membereskan beberapa kertas yang berserakan di mejanya dan siap menenteng tas sandangnya. Pulang! Pulang! Aku ingin pulang! Teriaknya dalam hati. Kaki indahnya sudah siap keluar dari lantai divisi utama sebelum suara bos-nya menginterupsi.

“Seohyun!”

Tubuhnya berbalik dan dapat dilihatnya Kyuhyun berjalan dengan angkuh ke arahnya. Apa lagi? Sekarang bukan jamnya dia menjadi sekretaris laki-laki cerewet itu.

“Ada apa Tuan?” tanyanya heran.

Kyuhyun berdiri tepat di hadapannya— tidak terlalu dekat tentunya. “Apa saja jadwalku besok?” Dahinya berkerut heran. Tak biasanya bos-nya itu bertanya seawal ini tentang jadwal kerjanya. Tapi Seohyun segera mengeluarkan handphone-nya. Selain menuliskan segudang jadwal padat Kyuhyun di dalam komputer, ia juga berjaga-jaga dan mencatatnya di dalam telepon genggamnya. Tipe seorang profesional?

“Jam sembilan ada rapat tertutup dengan client dari SM Company. Selanjutnya peninjauan hotel baru di daerah Gangnam. Lalu meeting dengan para pemegang saham dan—“

“Cukup cukup!” Setelah memotong kalimat sekretarisnya, Kyuhyun bersedekap dan tampak berpikir. Seohyun mendengus kesal melihat tingkah kekanakan atasannya. “Besok pagi-pagi sekali datang ke rumahku dan jangan lupa bawakan sarapan!” seru Kyuhyun kemudian hendak berlalu.

“Tapi Tuan biasanya saya akan membawakan sarapan Anda ke kantor. Lagipula jarak rumah Anda sangat jauh dari tempat tinggal saya,” keluh Seohyun dengan tatapan protesnya.

“Ini perintah! Tidak ada bantahan.” Kyuhyun yang egois ya seperti ini.

“Tuan, bisakan Anda memberikan pilihan lain yang lebih mudah? Lagi pula, jadwal saya menjadi sekretaris Anda saat jam kantor di mulai dan jam kantor selesai.”

Kyuhyun tersenyum miring. Boleh juga gaya perempuan ini. Kyuhyun semakin tertarik dengan Seohyun yang menjadi sedikit tidak sopan di hadapannya. Ia memangkas jarak membuat Seohyun memundurkan tubuhnya beberapa langkah.

“Ini perintah Seohyun-ssi! Jadi kau harus patuhi apapun yang di suruh atasanmu!” bisik Kyuhyun tepat di depan wajah Seohyun. Gadis itu merasakan tubuhnya meremang. Sial! Cho Kyuhyun semakin tampan di jarak yang sedekat ini.

Setelah puas melihat bagaimana wajah lawan bicaranya yang merah padam, Kyuhyun memundurkan tubuhnya dan tersenyum manis yang tampak di buat-buat. “Aku tunggu besok pagi, Seohyun-ssi.

Seohyun menghentakkan kakinya kesal di sepanjang lorong kantornya. Jadi sekarang hampir 24 jam dia menjadi sekretaris Cho Kyuhyun. Absolutely tragic, right?

 

***

 

Pagi yang hangat itu benar-benar membuat siapa saja bersemangat. Tak terkecuali Yoona yang sudah selesai dengan semua tugasnya saat ini. Stefanny masih tidur dan gadis itu menghembuskan nafas lelah mengingat bayi mungil itu menjadi sangat rewel sejak semalam. Mungkin dia rindu Ayahnya?

Ini hari ketujuh Siwon pergi dan kabarnya hari ini ia akan pulang. Nyonya Choi sudah meninggalkan apartement sejak dua jam yang lalu karena beberapa urusan dan Sooyoung harus ke perusahaan. Yoona sedikit kesepian dan kewalahan saat menjaga Stefanny yang terus menangis.

Yoona menyelipkan tubuhnya di kursi meja makan. Ia bertopang dagu dan matanya melirik setiap detik ke arah jarum jam. Gadis itu tidak tahu cara membunuh kebosanan selain menonton televisi, tapi ia terlalu takut melakukannya. Biasanya ia akan menonton bersama Sooyoung atau Nyonya Choi. Akhirnya kepalanya rebah di atas meja makan dengan tangan yang ia luruskan ke depan.

“Kira-kira jam berapa ya Siwon sampai?” ia bergumam pelan. “Aku sangat bosan. Andai saja ada Sooyoung, pasti dia bisa di ajak mengobrol.” Sekarang ia benar-benar merasa Sooyoung adalah orang yang tepat untuk di ajak membunuh setiap kebosanan.

“Sebenarnya Siwon pergi kemana, sih? Kenapa lama sekali. Apa setiap orang kaya yang tugas di luar kota selalu lama meninggalkan keluarganya?” Nada suaranya menjadi sangat penasaran. Tiba-tiba tubuhnya kembali tegak. “Omo Yoona-ah! Kau ini kenapa?! Selalu Siwon, Siwon, Siwon! Sadar Yoona!” Ia menepuk pipinya beberapa kali kemudian meremas rambutnya keras.

“Arrrggghhhhh aku sangat bosan! Apa yang harus—“

“Yoona-ssi?”

Yoona terlonjak kaget dari tempat duduknya. Hampir saja ia terjungkal kebelakang mendengar suara seseorang yang baru saja memenuhi pikirannya. Ia menatap majikannya yang tengah berdiri di seberang pantry kemudian tersadar dan cepat-cepat berdiri.

“Ah, Annyeonghaseo Siwon-ssi. Maaf aku tidak mendengar suara pintu,” ucapnya kikuk meremas bawah pakaiannya.

“Kau tidak sadar sedari tadi aku terus memperhatikanmu?” Siwon tertawa kecil sembari berjalan ke meja makan dan meletakkan barang bawaannya.

Mata Yoona melotot tak percaya. Apa?! Siwon sudah datang sejak tadi? Apa Siwon juga mendengar kalimat frontal yang ia ucapkan? Andwae!

Gadis itu hendak menjawab namun Siwon sudah meninggalkan dapur. Pria tampan itu tersenyum lebar melihat ekspresi Yoona yang benar-benar lucu di matanya. Sedikit banyak Yoona telah menarik perhatiannya tiga minggu yang lalu dan jujur saja ia juga memikirkannya saat di Greenland. Oh tidak! Hatinya tiba-tiba saja menghangat.

Sedang Yoona meruntuki kebodohannya dengan melompat-lompat kecil di dalam dapur. Ia meremas rambutnya dan terus menggumamkan ‘bagaimana ini?!’ berkali-kali. Ia malu, sungguh sangat malu dengan Siwon. Sepertinya setelah makan malam nanti ia akan mengurung diri di kamarnya sesudah menyuapi Stefanny. Harus!

 

*

 

Benar saja, malamnya, Yoona cepat-cepat memasak makan malam dan menyusunnya kilat di atas meja makan. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri seperti maling untuk memastikan Siwon belum memasuki kawasan dapur. Stefanny tidak lagi rewel dan kini tengah duduk di kursi bayinya untuk makan malam.

Yoona menyeret kursi dan mulai menyuapi Stefanny dengan telaten dan tentu saja ia harus cepat untuk malam ini. “Fanny-ah, kita harus bekerja sama. Aku sangat malu dengan Ayahmu. Jadi, makanlah dengan cepat, arraseo?” Yoona berbisik kepada Stefanny yang malah tertawa menampakkan gigi-giginya yang baru tumbuh beberapa. “Ya, kenapa malah tertawa? Kau senang aku terlihat memalukan di depan Ayahmu, Fanny-ah?” Yoona mencubit gemas pipi Stefanny.

“Hmmm, daging lada hitamnya enak!” seru Siwon kembali membuat Yoona terperanjat kaget. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan Siwon sudah duduk manis sembari menyantap makan malamnya. Apa dia sudah lama berada di meja makan? Tanya Yoona was-was karena sejak tadi ia masih membicarakan Siwon terlebih di depan anaknya. Ah! Sungguh memalukan!

“Aku merindukan masakan rumah— ah, maksudku masakan buatanmu, Yoona-ssi,” lanjut Siwon membuat Yoona sedikit tersipu. Apa itu benar? Ah tidak! Kau tidak seharusnya tersipu Im Yoona! Hatinya berusaha memprotes.

Siwon terkekeh tanpa suara melihat Yoona yang sama sekali tak bergeming dari tempatnya. Gadis itu pura-pura sibuk menyuapi Stefanny tapi Siwon tahu Yoona mendengar kalimatnya. “Pantas saja Fanny semakin gendut, tentu saja masakanmu lebih enak daripada masakanku dulu. Iya kan Yoona-ssi?”

Yoona kembali menoleh dan memaksa ujung bibirnya melengkung walau susah payah. Ia menelan rasa malu dan tersipunya dalam-dalam. “N ne Siwon-ssi, tapi tidak seperti itu juga.” Ia merendah dan Siwon tersenyum sangat tampan. Aku akan meleleh! Tolong aku!

“Memasaklah setiap hari untuk kami. Aku dan Fanny.” Sebenarnya Yoona juga sudah tahu memasak adalah tugasnya, tapi mendengar kalimat pendek itu langsung dari mulut Siwon benar-benar membuat sekujur tubuhnya bagai tersetrum listrik. Ada apa sih? Kenapa Siwon membuat jantungnya berdebar kencang?

“Tentu saja, itu sudah kewajibanku!” Yoona menutup mulutnya. Kewajiban? Memang kau istrinya Yoona? Gadis itu memejamkan matanya kuat-kuat kembali menahan malu karena kalimat salahnya barusan. Harusnya ia bilang ‘tugasku” bukan ‘kewajibanku’.

Kini tawa kecil terdengar dari bibir Siwon. Ia merasa Yoona benar-benar menarik. Melihat Yoona yang merah padam karena ucapannya sendiri dan tingkah gadis itu yang tengah memukul mulutnya membuat Siwon tak sanggup menahan rasa geli untuk mengelurkan tawa, bahkan malaikat kecilnya ikut-ikutan tertawa melihat ayahnya.

Yoona menoleh dan tersenyum kikuk menatap Siwon yang juga membalas tatapannya. Kemudian gadis itu membersihkan mulut Stefanny dari bekas buburnya cepat-cepat. Belum sampai dua langkah ia akan memasuki dapur, Siwon menghentikan langkahnya dengan kalimat yang mengejutkan.

“Duduk disini, Yoona-ssi. Temani aku makan malam.”

“Apa?” tanya Yoona berbisik. Siwon menunjuk kursi di hadapannya dengan mantap. “Aku belum lapar,” lanjutnya.

“Makanlah sedikit atau kalau kau tidak mau setidaknya duduk saja dan temani aku.” Suara Siwon sedikit memaksa. Yoona melirik Stefanny yang asyik dengan botol jus apelnya.

“Tapi, ada Fanny yang menemanimu Siwon-ssi.” Di ulur-ulur seperti ini membuat Siwon sedikit tidak suka. Ia hanya ingin Yoona duduk di hadapannya, hanya itu saja. Memang ada Stefanny, tapi apa salah jika Yoona menemaninya juga? “Duduk saja disitu.”

Suara Siwon menuntut dan sangat tegas. Sepertinya Siwon menguasai nada suara seperti itu dan Yoona mulai terhipnotis untuk menuruti. Akhirnya dengan gerakan sangat lambat ia berhasil duduk di hadapan Siwon. Pria itu tersenyum puas dan meletakkan semangkuk nasi beserta sumpit di hadapan Yoona. “Kau tahu? Makan sendirian itu tidaklah enak. Yeah, meskipun ada si cantik ini—“  Siwon menjawil hidung mancung anak tunggalnya gemas. “dia belum bisa bicara untuk menjawab setiap kalimatku.” Lanjutnya lagi. Respon Yoona hanya anggukan mengerti dan senyum tipis. Ia juga menyetujui ucapan Siwon bahwa apapun jika kita sendirian tidak pernah enak.

Mereka menikmati makan malam dengan hening. Yoona sesekali mencuri pandang ke Siwon yang tampak menikmati semua masakannya. Diam-diam ia tersenyum, merasa bangga atas dirinya sendiri. “Sudah kuputuskan—“ Suara Siwon menginterupsinya. Pandangannya berubah heran. “Mulai besok, kita akan makan bersama setiap hari.”

“Apa? Mana ada yang seperti itu!” pekik Yoona heboh kemudian menjadi salah tingkah. “Ah— maksudku bukan begitu. Aku disini hanya seorang asisten rumah tangga bukan—“ Istrimu.

“Bukan apa?” Siwon penasaran dengan kelanjutan kalimat Yoona yang menggantung. Gadis itu menggeleng kuat. “Bukan apa-apa.” Siwon tahu itu bukan kelanjutannya.

“Bukan anggota keluargaku?” tebak Siwon.

Sepersekian detik Yoona terdiam. Tentu saja bukan itu maksud dari sambungan kalimatnya, tapi akhirnya ia mengangguk seolah menyetujui ucapan Siwon. “Iya, aku bukanlah keluargamu.”

“Ah, itu tidak masalah. Dengar, aku tidak menganggap kau adalah seorang pembantu, pengasuh atau apapun itu karena aku merasa nyaman dengan kehadiranmu disini. Kau itu adik angkat Jessica dan dia adalah temanku tentu saja derajatmu tidak serendah itu dimataku. Jadi, mulai sekarang anggap saja rumah ini adalah rumahmu juga. Buat dirimu senyaman mungkin.”

Yoona mengedipkan matanya tak percaya. Ini pertama kalinya ia bicara sangat santai dan tidak formal dengan Siwon. Bukan— maksudnya, kalimat Siwon itu benar-benar membiusnya. Ini apa? Lalu dia siapa disini? Dia masih belum mengerti bahwa Siwon menganggapnya apa dan siapa.

“Kau mengerti ‘kan?” Siwon menyadarkan Yoona. Kepala gadis itu naik turun pelan tanda ia mengerti atau pura-pura mengerti saja lah. “Oke, mulai besok duduk disini dan temani aku makan bersama Fanny juga.”

“Baiklah.” Akhirnya Yoona bersuara setelah sanggup meredakan ledakan jantungnya sedari tadi. Ia melihat Stefanny yang mulai merengek tanda mengantuk. Tangannya terangkat di udara minta di gendong. Yoona tersenyum melihatnya, saat hendak berdiri Siwon sudah lebih dulu menggendong Stefanny.

“Biar aku saja yang menidurkannya. Aku masih merindukan Fanny setelah pergi kemarin.” Yoona mengangguk mengerti. Akhirnya ia mengumpulkan peralatan makan yang kotor.

“Ah iya!” seru Siwon sebelum benar-benar meninggalkan dapur. Ia menatap Yoona dengan senyuman mengembang. “Aku suka daging lada hitamnya. Besok masakkan itu lagi,  ya.” Setelah itu ia benar-benar pergi meninggalkan Yoona yang mematung di tempatnya.

“Apa tadi dia bilang?” Gadis itu tak sanggup menyembunyikan lebih lama lagi rona di pipinya. Tangannya sibuk menepuk-nepuk wajah cantiknya dengan girang. Sebenarnya ini perasaan seperti apa sih?

 

***

 

Pagi ini cuaca di Seoul sedang tidak bersahabat. Sejak tadi subuh hujan turun dengan derasnya, tidak ada sedikit reda apalagi tanda-tanda berhenti. Seohyun terdiam di depan lemarinya dan mulai memilih pakaian kantor apa yang cocok untuk di gunakannya hari ini. Akhirnya ia memilih celana bahan berwarna cream yang dia padukan dengan kemeja putih tanpa lengan serta blazer senada yang pas di tubuh indahnya. Rambutnya ia gelung kecil dan terlihat sangat manis. Ia tak memoles make up tebal, hanya sedikit agar terlihat lebih segar.

Matanya melirik jam dinding di dekat pintu. Biasanya jam segini ia masih sibuk di dapur membuat sarapan untuk Ayah tercintanya kemudian berendam sedikit lama— lebih parah sampai lupa waktu dan terlambat ke kantor. Tapi, khusus hari ini ia bangun sebelum pukul lima. Sarapan lebih awal dan bersiap juga dengan waktu yang lebih singkat. Ini semua gara-gara atasannya yang bossy itu.

“Loh? Jam kerjamu pukul delapan ‘kan, sayang?” Ini memang masih jam setengah tujuh pagi. Seohyun tersenyum manis dan menunda untuk memakai sepatunya. Ia menghampiri Ayah tercintanya dan mengecup pipinya. “Hari ini aku harus ke rumah bos ku dulu.”

Ayahnya memandang heran. Seohyun tersenyum lagi dan mengerti arti tatapan Ayahnya itu. “Ini perintah dan aku mana mungkin bisa menolak jika tidak mau di pecat.”

“Jangan terlalu lelah bekerja. Pikirkan kesehatanmu.” Tuan Seo mengelus puncak kepala putri sematawayangnya dengan perhatian. “Ayahlah yang harus berhenti berjualan sayur-sayur di pasar. Gajiku lebih dari cukup untuk biaya kehidupan kita atau bahkan mengajak Ayah jalan-jalan ke Jeju jika Ayah mau,” jawab Seohyun membuat Tuan Seo terkekeh kecil. Anaknya ini sudah berkali-kali memaksanya berhenti bekerja.

“Akan Ayah pikirkan nanti. Sudah sana pergi, jangan terlambat lagi dan lupa membelikan bos-mu itu sarapan.”

“Tidak akan lupa!” Seohyun mengangkat kantong berisi roti yang semalam ia beli dan sekotak kopi siap seduh di tangan kanannya. Untuk kopi itu, mungkin pagi ini ia tak usah mengantri di Starbucks lagi. Cukup menyeduhnya di rumah Kyuhyun nanti dan menyajikannya selagi panas. “Aku pergi dulu, Appa!”

Waktu yang harus di tempuh Seohyun ke rumah Kyuhyun sekitar empat puluh lima menit— sudah termasuk waktu pemberhentian di beberapa halte dan juga menunggu bis selanjutnya datang. Sebenarnya gadis itu sangat malas melakukan ini apalagi hari ini hujan lebat.

Ia sedikit menyesal memuji dan mengagumi Kyuhyun saat pertama kali melihatnya di kantor dan langsung menjabat sebagai atasannya. Pria itu tidak lebih sebagai tukang suruh-suruh dan membuat pekerjaannya banyak tertunda. Padahal kabar burung yang ia dengar, Tuan Cho Yeung-hwan— ayah Kyuhyun, adalah pribadi yang sangat ramah dan hangat. Kenapa berbanding terbalik dengan anaknya yang seperti devil itu? Ah! Seohyun menggelengkan kepalanya. Ia tak mau pusing-pusing memikirkan bagaimana Kyuhyun dan sikap buruknya.

Kini tatapan mata Seohyun berubah takjub dengan mulut yang menganga lumayan lebar. Ia celingukan melihat rumah mewah di hadapannya. Tidak, gadis itu sadar sejak tadi ia berjalan di kawasan real estate dengan rumah mewah berjejer di sepanjang jalan. Tapi, rumah di hadapannya ini super mewah dan Seohyun ragu. Apa dia salah alamat?

“Ada keperluan apa, Nona?” Seohyun sedikit kaget begitu mendekati pagar.  Seorang satpam menghampirinya. “Ehm, saya ingin bertemu Cho Kyuhyun. Saya sekretarisnya.”

“Oh, Anda Nona Seohyun? Silahkan masuk Nona, Tuan Muda sudah menunggu.” Seohyun di antar sampai ke pintu depan dan ketakjubannya bertambah ketika melihat banyak pelayan yang sedang melakukan tugasnya masing-masing. Ini gila! Si Cho itu benar-benar orang kaya!

“Seohyun-ssi?” Seohyun menoleh dan tersenyum riang ketika melihat Tuan Kim menghampirinya. “Annyeonghaseo Tuan Kim.” Ia membungkuk hormat membuat pria separuh abad itu tersenyum gembira.

“Tuan Muda masih tidur dan beliau berpesan agar Anda yang membangunkannya. Mari saya antar ke kamarnya.”

Dasar Cho Kyuhyun! Banyak sekali perintahnya. “Tapi saya harus membuat kopi dan menyiapkan roti untuk sarapannya Tuan Kim. Bisa antarkan saya ke dapur?”

Akhirnya dengan sedikit kesal Seohyun melakukan tugasnya sebagai sekretaris Kyuhyun. Ini bukan tugas sekretaris tapi tugas asisten pribadi. Gadis itu melangkah pelan ke kamar dengan pintu hitam. Tuan Kim membuka pintu itu dan tampaklah kamar luar biasa besar dan mewah. Semua barangnya mencerminkan seorang Cho Kyuhyun.

Mata Seohyun berbinar cerah menilik setiap sudut di ruangan itu. Namun, pandangannya berubah kembali kesal ketika melihat atasannya sedang bersandar di dashboard tempat tidur sembari bermain dengan iPad keluaran terbarunya. Tuan Kim akhirnya menutup pintu kembali, membiarkan Seohyun terkurung dengan atasan super menyebalkannya.

“Oh, sudah datang, ya?” Kyuhyun pura-pura terkejut dengan kehadiran Seohyun di kamarnya. Gadis itu mendengus dan meletakkan sarapan Kyuhyun di nakas sebelah tempat tidurnya kemudian duduk di sebuah sofa dekat dengan jendela besar yang menampilkan view taman bunga luas milik keluarga Cho.

“Siapa yang suruh kau duduk di situ?” Seohyun tersadar kemudian cepat-cepat berdiri. “Tidak ada sih.” Ia menjawab sekenanya. Kyuhyun mengangkat nampan sarapannya dan berjalan ke arah Seohyun. Sekretarisnya itu kalau di perhatikan cantik juga.

Kyuhyun duduk di sofa yang tadi di tempati Seohyun. “Duduk,” suruhnya dan Seohyun mendaratkan pantatnya tepat di sofa sebelah Kyuhyun. “Kau sudah sarapan?” tanya Kyuhyun sembari menyesap kopinya. Seohyun hanya mengangguk, jujur saja ia merasa canggung jika hanya berdua saja dengan atasannya terlebih lagi ini dikamarnya. Setelah itu Kyuhyun tak bersuara, ia sibuk dengan sarapannya dan Seohyun pura-pura tertarik dengan pemandangan di luar jendela.

“Kau kesini pakai apa?” Kyuhyun kembali bersuara saat selesai dengan sarapan simple-nya. Seohyun melihat bos-nya heran. Bukankah pria itu tahu setiap hari dia pergi dan pulang dengan bis?

“Apalagi kalau bis. Kalau kau tidak tahu kendaraan umum itu, mari aku antar ke halte di depan sana.” Kyuhyun terkekeh geli. Ia terus memperhatikan wajah Seohyun yang menjadi salah tingkah. Gadis di hadapannya itu berbeda, Kyuhyun tahu itu. Meskipun niat Kyuhyun awalnya hanya ingin bermain-main, tapi rasanya pesona Seohyun mengingatkannya dengan sebuah nama yang akhir-akhir ini sedikit terlupakan di dalam kepalanya. Yoona.

Kyuhyun mengepalkan tangannya. Hatinya bertanya-tanya kenapa ia bisa melupakan gadis yang membuatnya jatuh cinta dan uring-uringan itu? Apa ini karena kesibukannya? Atau karena sesuatu yang menggeser sedikit posisi Yoona di hati dan pikirannya? Kyuhyun juga tak mengerti. Tapi ia meyakinkan bahwa rasa sukanya kepada Yoona tetaplah besar dan dia merindukan sosok itu.

“Apa yang kau lakukan?!” Seohyun berseru membuat Kyuhyun tersadar dari lamunannya. Lelaki itu melihat tangannya yang kini sedang menggenggam tangan Seohyun erat. Kyuhyun memperhatikan wajah Seohyun yang mulai merah padam. Smirk muncul di wajahnya. Ini yang dia suka, sedikit bermain-main dengan sekretarisnya itu.

Tanpa di duga Kyuhyun mengecup punggung tangan Seohyun dengan mesra. Menyisakan gadis itu yang menahan nafasnya terkejut. Jantungnya berdetak liar tak terkendali. Dia tak menyangka Kyuhyun melakukan ini, membuat tubuhnya kaku bahkan untuk bergerak saja rasanya susah.

“Aku akan mandi, tunggulah di bawah. Kita akan berangkat bersama.” Dan Kyuhyun beranjak pergi. Seohyun cepat-cepat berlari keluar sedang Kyuhyun tertawa kecil melihat tingkahnya.

Entah apa saja yang akan terjadi selanjutnya, Kyuhyun menikmati kehidupannya saat ini. Terutama setiap waktunya bersama gadis itu— sekretarisnya, Seohyun.

 

***

 

Siwon menutup kamar tidur putri kecilnya dengan sangat pelan, berusaha tidak membunyikan suara sekecil apapun yang dapat menganggu tidur nyenyaknya. Hari ini ia sengaja pergi ke kantor lebih siang dari biasanya. Rasa kangennya terlalu besar setelah meninggalkan malaikatnya itu seminggu yang lalu. Baiklah, ia tak ingin mengingat apapun alasan keberangkatannya ke Greenland. Semuanya sudah beres di tangan Shim Changmin.

Ia masuk sebentar ke kamar tidurnya sendiri untuk mengambil jas dan tas kerjanya. Setelah di rasa beres, pria tampan itu berjalan ke arah dapur. Kepalanya celingukan mencari sosok Yoona yang pagi ini belum di lihatnya.

What? Siwon tersenyum kecil menyadari bahwa dirinya seperti membutuhkan Yoona saat ini. Tidak, tidak, bukan begitu. Maksudnya, pagi ini Yoona harus menemaninya sarapan seperti perjanjian mereka semalam. Apalagi Stefanny sudah tidur lelap setelah Siwon menyuapinya sarapan, memandikannya dan menimangnya. Semuanya khusus hari ini, bukan Yoona yang mengerjakannya.

“Dimana dia?” Siwon melihat keadaan ruang makan yang kosong tapi menu sarapan sudah tersusun rapi di atas meja. Akhirnya ia berjalan lagi ke dalam dapur dan disanalah Yoona berdiri. Gadis cantik itu sedang mengelap piring bersih di depan tempat cuci piring.

Sejak pagi dia memang sudah bangun dan mengerjakan seluruh pekerjaannya, dikurangi dengan mengasuh Stefanny. Yoona juga menepati janjinya memasak daging lada hitam untuk Siwon seperti permintaan pria itu semalam. Tapi satu hal yang lain di pagi ini, gadis itu terlalu lama dengan pekerjaannya. Menunggu Siwon datang dan memanggilnya untuk duduk dan sarapan berdua? Tentu saja tidak! Batin Yoona membantah.

Dia sengaja mengelap piring lambat-lambat agar Siwon tahu dia sibuk dengan urusan lain daripada menemani majikan tampannya itu sarapan. Jujur, Yoona merasa kenyang jika makan di hadapan orang yang akhir-akhir ini membuat jantungnya berdentum keras. Ekor matanya melirik Siwon yang berdiri di depan kulkas dan mengambil sekotak jus jeruk.

“Sedang apa?” tanyanya mencoba membuat percakapan dengan Yoona.

“Ehmm, mengelap piring dan aku harus menyusunnya di lemari setelah ini.” Siwon mengulum senyumnya. Kentara sekali Yoona menghindari acara sarapan mereka berdua.

Yoona melirik Siwon ragu-ragu. Gadis cantik itu ingin cepat-cepat mengusir Siwon dari sana agar ia bisa lebih leluasa mengerjakan pekerjaannya— juga tidak jadi sarapan bersama. Otaknya berpikir keras memikirkan kalimat apa yang dapat membuat Siwon pergi. “Itu— sarapannya sudah aku siapkan, Siwon-ssi. Sebaiknya cepat makan agar kau tidak terlambat ke kantor.” Yoona kembali melirik Siwon. Ia rasa kalimatnya salah, sebab Siwon tersenyum lebar menatapnya.

“Benar! Oleh karena itu ayo kita cepat sarapan.” Kaki Yoona mendadak lemas. Tubuhnya tidak mampu menolak saat tiba-tiba Siwon menarik lengannya ke arah ruang makan. Jantungnya hampir saja melompat ketika senyum membunuh Siwon terpeta begitu saja.

“Jangan coba-coba untuk mengingkari janjimu, Yoona-ssi,” bisik Siwon sesaat sebelum menarik kursi makan untuk Yoona.

Kepala Yoona pening. Ia kewalahan mengendalikan dirinya. Sebenarnya siapa dia di mata Siwon? Karena dirinya sendiri merasa eumm— teristimewa. Iya. Betul begitu.

 

 

To Be Continue…

 

ALOHAAAAA!!!!~

Alhamdulillah selesai juga part 5 nyaaaa fiuhhhh lega banget deh utang ff satu ini kelar juga. Gimana gimana? Aku harap feelnya dapet yaaa. Liat tuh banyak moment Yoonwon nya kan? Mereka udh punya feel massing-masing aku buat disini. Aku juga ngedirin Seokyu di sini hayooo siapa fans mereka tunjuk tangan?!

Heemmm kayaknya aku bakal ngehadirin satu tokoh lagi yang merupakan inti dari konflik Yoona Siwon. Sebenarnya awalnya aku mau bikin Kyuhyun yang ngerusak hubungan mereka tapi setelah di pikir-pikir ya Kyuhyun aku bikin dikit-dikit lupa sama Yoona meskipun bakal ada moment mereka nanti ketemu dan bakal ada konflik juga antara dia dengan Seohyun. Pokoknya bakal aku bikin complicated. Semoga aja kalian juga ngerasa gitu ya nanti weheheh 😀

Jadiii siapa tokoh baru yang bakal di jodohin sama Ibunya Siwon itu? Ah, kalian pasti udah tau deh. Dulu pernah di gosipin jadi mantan pacarnya Siwon duluuuu banget duluuuu. Hayo tau kan ya siapa??

Tapi tenang aja, cintanya Yoonwon tetep kuat kok apalagi ada Stefanny yang jadi penguatnya kan 😀 Yoona udh cocok banget jadi ibunya Fanny, bener gak? 😀

Next part mungkin akan lama karena aku udah mulai sibuk dengan urusan masuk perguruan tinggi *gayabanget ehehe tapi aku usahain bakal curi-curi waktu buat nulis ff ini kok. Tenang aja yaaa 😀

Makasih untuk part kemaren yang bikin aku seneng masih ada yang nungguin dan kecewa karena makin banyak SIDERS! Aku bakal kasi syarat buat kalian yang SIDERS untuk dapet password di ff manapun yaaa gak segampang dulu, termasuk ff ini yang rencananya akan aku protect tp gak tau part berapa. Aku mau liat dulu gimana respon SIDERS mau berubah atau enggak.

Oke dehhh see ya di part selanjutnya! Tetep sabar dan setia yaaaa^^

ILOVEYOU! ❤

 

41 thoughts on “My Beautiful Servant (Part 5)

  1. Ping balik: My Beutiful Servant (Part 5) | Read Fan Fiction

  2. wiiwww..mmentny so sweetttt,,, kykny mrka sma2 jatuh cinta..siapa calon yg dmksd sma ny. choi buat djodohin ma siwon..ap itu yoona…. jiahhh kyu modus tu buat dktin seo..hahahhah.. dtggu nextnya.

  3. Cielah yang mulai saling mencintai lirik YW makin seru nih cerita semoga dengan adanya Seo Kyuhyun bisa mulai melupakan perasaannya pada Yoona tapi tunggu siapa yang akan di Jodohkan oleh Ny. Choi dengan Siwon jangan bilang Stella tapi setelah baca Cluenya kayanya benar si SK yang akan jadi pihak ketiga

  4. Duh….sweet bgt moment yoonwon nya dan feelnya dapat bgt bikin hati ikut2an tersenyum bgebayangin yoona yg malu2,ah…..knapa harus mncul orang ke 3 yg bakalan ganggu hubungan yoonwon?lanjut author…makin deabak az…lanjutannya.

  5. Aaahh so sweet! Yoonwon momennya dibanyakin lagi ya thor untuk chapt selanjutnya? Ehh,, ada SeoKyu juga ya, mmm jadi makin seru bacanya bikin semangat.. next author..

  6. Makin seneng karena YoonWon udah makin deket,,hihihi
    kayaknya benih2 cinta udah mulai tumbuh nih di hati YW cuit cuit ;)….aduh ngapain sih ibu nya siwon pengen jodoh2hin siwon,,siwon kan udah dewasa pasti bisa nyari istri sendiri,,tinggal tunggu aja nanti aissshhh,
    thor nanti klo udah ada banyak masalah,, jangan bikin yoona terlalu menderita yaaaa?? Ditunggu lanjutnya 😀

  7. Stella kah…..?
    Wonpa bakalan gag mau sama dia karna wonpa udah tertarik dan mungkin akan jatuh cinta sama yoona unni..
    Astaga yoona unni… Kendalikan dirimu… Di depan wonpa kau menjadi bukan dirimu….:)

  8. senang ya kalo punya majikan seperti siwon oppa udah ganteng baik pula hmhm bikin orang klepek klepek

    nih seperti nya kyu ada rasa nih sma seo

    omo jngn” yg di maksud nyonya choi itu stella kim

  9. woah yoona calon istri idaman tuh.. semua pekerjaan rumah tangga dia lakukan.. ayo wonppa jadikan saja yoona istrimu 😀
    part” selanjutnya sepertinya makin menarik, ditunggu kelanjutannya authornim 🙂

  10. hai author kece 😀 finnaly d post juga ni yg aku tunggu2 😀 wah senangnyaa,krna seperti yg aku blg ff ini trmasuk ff favorit sampe2 aku ganggu author lwat sms nanyain ini xD hehehe.
    wah moment yewe nya udah lumayan ni,siwon naksir ya ama servantnya? cie,cie.. uhuk,udah cucok pake bgt qo yoona bwt jadi ibunya fany xD oh ya thor mian mment seokyu nya aku skip krna ckup pnjang menurtku n aku cuma fokus k couple yw aja,mian ya 😀 dan apa tuh? siwon mw d jdohin ama stela kim ya? andwee 😥 ah tapi pknya aku bkal tgu terus ff ini,gakan bosen 😀 ok semangat trus thor,moga knfliknya ga rumit2 bgt ya,aku udah g sbr pgn moment marriage life nya yoonwon hehehe

  11. cie cieee yoonwon kyaknya udah mulai saling suka nihh, yoona udah cocok dah pokoknya buat jadi eomma nya fany, cepetan jadiin yoona istrimu oppa sebelum ny. choi menjodohkanmu… author jangan bilang kalo cwek itu stella?? jangan deh jangan ama yoong aja yah oppa
    ditunggu kelanjutannya author-nim…

  12. Yeayyy akhirnya author kembali lagi 🙂
    Akhhhh moment yoonwon nya bikin senyum – senyum sendiri 🙂
    Siwon juga kayaknya tanpa dia sadari dia udah mulai menyukai yoona 🙂
    Tpi kayaknya nyo.choi bakal menjodohkan siwon lagi dengan siapa yach ? Penasaran siapa yg ingin dijodohkan nyo.choi dengan siwon ?
    Ditunggu lanjutannya 🙂
    Fightinggg 🙂 🙂

  13. Akhir ny publish jg ff ini, udah penasaran bgt sama nih ff dan kebayar sih dengan moment yoonwon ny ditambah ada ny fanny yang hub yoonwon makin deket apalagi fanny deket bgt ma yoona dan mungkin dah anggap yoona eoma ny dan jg siwon merasa nyaman dengan yoona dan kenapa sih harus ada tokoh pengganngu hub yoonwon, moga aja hub yoonwon gak ke ganggu dengan orng ketiga dan mreka cepet2 nikah..ttep ditgu part lanjutny dan jgan lama2 doank

  14. Yoonwon sweet dan lucu 😀
    Wonppa jgn trus”n menggoda yoong eoni dong kan kasian yoong eoni salah tingkah terus 😀
    Tp siapa yg akn di jodohkn dngn wonppa ????
    Mkin pnasaran di tunggu klanjutannya thor 🙂
    Ttp smangt bikn ff yoonwon nya thor 😉

  15. yoona udah mulai suka sama siwon,, siwon juga udah mulai nyaman sama yoona,,tapi sayangnya nyonya choi udah berniat menjodohkan siwon dengan wanita lain >< kyu juga udah move on dari yoona kayaknya,,, makin penasaran sama kelanjutan ceritanya,,, ditunggu next part nya segera 😀

  16. Wohohohoo yoona udh mulai kecantol nih sama siwon wkwkwk dan spertinya siwon juga ❤
    Siapa org ke3 di hub yoonwon? Stella ya? Aisshhh.. semoga aja siwon ga terpengaruh yaa 😦
    kyuhyun juga nih kyknya secara ga sadar udh mulai naksir seo 😀 haha

    Ditunggu lanjutannya thor penasaraaann samaa kisah yoona dan si duda keren wkwkwkwk..
    Jgn lama2 ya hihiihi
    ajja ajja Fighting XD

  17. Lcu lihat moment yw sma seokyu sama2 bkin gregetan sama couple yg brdua ini mdah2 an kyu gak bkin seo skut hati dan sikap main2 nya kyu brubah jdi cinta sama seo. .dan untuk yw lcu yoona nya ngakak mlihat kpolosan yoona cieee dh mlai ada cinta nich…pnasaran sma yg di rencana in ny choi siapa ya kira2 clon yg akan di jdoh kn sma siwon

  18. eonni bsa aja bikin readersnya berbunga2 pas baca moment yoonwon yang so sweet abis hehehe
    aku suka banget sma perkembangan hubungan mereka,,, tpi aku jadi pnasaran siapa yg bkalan dijodohin kekeke
    dan sepertinya kyuhyun udh mulai suka tuh dengan seohyun aku jdi gk sbar sma kelanjutan ceritanya….
    situnggu next part eon jgn lma2 ye
    see you next part eon 🙂

  19. Ah…akhirnya….
    Kayanya mulai tumbuh benih2 cinta diantara yoonwon nih!!
    Senengnya melihat mereka tambah selalu deket…semoga wonppa bisa melupakan istrinya dulu n mencintai yoongie sepenuh hati…

  20. wah part ini bagus dan banyak yoonwon momentnya aku suka terlebih di part ini ada seokyu momentnya juga aku suka banget sama couple yang satu itu
    jadi gak sabar nunggu kelanjutannya 🙂

  21. Uuuuu momen yoonwon nya udah mulai banyak,,😍
    Cieeee yoona udah bener-bener suka tuh ama siwon sampe selalu mikirin siwon gitu,,
    Siwon juga ngebingungin dia udah dengan jelas memperlihatkan ketertarikan nya pada yoona,,
    Tapi dia ga jelas nganggep yoona apa pembantu, bukan, masa iya cuma sekedar nganggep temen jessica sampe segitu istimewanya memperlakukan yoona.. 😊
    Siapa ya yang dimaksud omma siwon ya,
    Satu lagi calon yang dimaksud ibu siwon itu siapa.. ??
    Bikin degdeg kan….
    Ga’ sabar nunggu kelanjutan nya..
    Nex thor… 😊

  22. Wah wah wah yoonwon makin lengket nihh kkk… Haduuuhh jadi yoona nikah sama siwon
    seokyu kocak nih menurut aku wkwk.. Bagus ff nya aku suka.. Oh iya aku reader baru dan tiba tiba nongol lgsg baca part 5… Salam kenal ya.. Aku akan main lagi kesini kalo ada waktu
    semangat chingu

Tinggalkan Balasan ke nina Batalkan balasan